Terkait Pembangunan Gereja di Cilegon, Haji Mumu: Lebih Baik Tidak Memaksakan
CILEGON– Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Al-Khairiyah Haji Ali Mujahidin turut menyoroti video viral Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang menyatakan bakal memperjuangkan pendirian gereja di Cilegon.
Pria yang akrab disapa Haji Mumu ini mengatakan hendaknya pendirian gereja atas kesadaran masyarakat bukan paksaan.
“Hendaknya kalimat toleransi dan Bhineka Tunggal Ika itu dibangun atas kesadaran bukan karena paksaan, tujuannya bisa saja baik karena menerapkan SKB atau aturan yang tentu harus mempertimbangkan kemaslahatan semua umat,” ujarnya, Kamis, (1/9/2022).
Selain itu pendirian gereja haruslah mempertimbangkan kemaslahatan semua umat, pasalnya umat Islam tidak pernah memaksakan membangun masjid di wilayah minoritas.
Menurut Haji Mumu, alangkah baiknya juga tidak perlu memaksakan membangun gereja yang berada di wilayah mayoritas muslim.
“Umat Islam tidak pernah memaksakan membangun masjid di wilayah yang mayoritas bukan muslim sehingga alangkah baiknya juga tidak perlu memaksakan membangun gereja yang berada di wilayah mayoritas muslim,” papar Haji Mumu.
“Sehingga kalimat toleransi dan Bhineka Tunggal Ika itu tepat untuk dijaga dan dimaknai sebagai kesadaran menjaga persatuan dan kesatuan bukan dijadikan alat paksaan yang kemudian dipelintir seolah-olah di Cilegon dan Banten dianggap masyarakat yang intoleran dan anti bhinneka tunggal ika,” imbuhnya.
Lebih lanjut, ia menilai di dunia ini hanya masyarakat Banten yang telah menterjemahkan toleransi dengan sempurna dalam kebersamaan.
Ia menjelaskan di Era Kesultanan Banten terdapat Tepekong (Kelenteng) yang berada di samping Masjid Agung Banten selain itu terdapat pula di tengah alun-alun Banten Sekolah Mardiyuana sejak zaman Belanda tidak ada gangguan oleh umat Islam.
“Sejak zaman Kesultanan kita lihat apakah Tepekong di samping Masjid Agung Banten pernah diganggu oleh umat Islam? begitupun Gereja di tengah Alun-alun dan Sekolah Mardiyuana sejak zaman Belanda apakah pernah diganggu oleh umat Islam,” tanyanya.
“Untuk itu saya berpesan dar’ul mafasid muqoddam la jalbil masholih mencegah kerusakan jauh lebih baik daripada mengupayakan kebaikan,” pungkasnya. (*/Nas)