Fenomena Kutu Loncat Anggota Parpol di Cilegon Akibat Lemahnya Kaderisasi
CILEGON – Sikapi cukup banyaknya anggota atau pengurus Partai Politik (Parpol) kutu loncat di Cilegon, yang berbeda pandangan dengan Keputusan Partai terkait pengusungan Bakal Calon (Balon) Walikota dan Wakil Walikota Cilegon. Disikapi oleh pengamat politik, sebagai akibat dari lemahnya kaderisasi di Parpol.
Pengamat politik sekaligus Akademisi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Ikhsan Ahmad menjelaskan, fenomena tersebut muncul akibat dari lemahnya kaderisasi Parpol, padahal Parpol satu-satunya lembaga yang diamanati melahirkan pejabat publik.
“Sistem kaderisasi, tahapan kaderisasi, materi kaderisasi dan produk kaderisasinya begitu rapuh,” Ujar Ikhsan, Jum’at (24/07/2020).
Ikhsan menuturkan jika hal tersebut dibiarkan dengan kondisi sedemikian, kedepannya bukan hanya melahirkan kutu loncat. Akan tetapi berpotensi menjadikan Parpol sebagai Ruko (red: rumah toko) jual beli.
“Baik jual beli program, dan calon pejabat politik,” ucapnya saat dimintai tanggapan.
Lebih lanjut, Ikhsan menjelaskan lemahnya kaderisan Parpol menyebabkan Parpol lebih terbuka bagi tumbuhnya oligarki politik, serta tegaknya sentralisasi politik yang berpotensi menutup ruang-ruang diskusi.
Kemudian, lemahnya kaderisasi Parpol menyebabkan penetapan calon kepala daerah, terjebak berbagai kepentingan kapitalisasi politik ekonomi. Padahal idealnya, pencalonan kepala daerah di setiap Parpol dibuka seperti rekruitmen pejabat publik lainnya, seperti KPU, Bawaslu, KI, dan KPID.
“Dimana ada tahapan, mekanisme, test dan proses penilaian yang jelas. Dan selalu dibuka kepada publik,” Tandasnya. (*/A.Laksono)