Akses yang Jauh, Gedung Baru Kelurahan Lebak Gede – Merak Dikeluhkan Warga
CILEGON – Pembangunan gedung kantor Kelurahan Lebak Gede yang sedang dilaksanakan oleh Dinas PUTR (Pekerjaan Umum dan Tata Ruang), dianggap warga lokasinya makin masuk ke dalam dan jauh untuk diakses.
Sebagaimana diketahui kalau kantor Kelurahan Lebak Gede selama ini dan masih digunakan berada di sisi Jalan Raya Merak – Puloampel dan mudah diakses oleh warga.
“Bukannya kantor kelurahan itu makin dekat ini mah malah tambah masuk ke dalam, jauh lagi kesananya. Ia aja yang sudah tahu sebelumnya, kalau nanti pas baru pindah kesana, terus ada warga yang tidak tahu gimana?” ujar Udin, warga Link Kepindis, kepada Fakta Banten (28/7/2017).
Selain itu, dalam pantauan siang tadi, proyek gedung baru kantor kelurahan ini memang lebih masuk ke pedalaman di Link Wilulang. Pada proyek yang tampak sedang ngecor lantai 2 ini justru berada di tanah yang labil, yakni berada di lahan sawah tadah hujan yang dikhawatirkan kalau proses pemadatan urugan belum lama, bisa bikin amblas atau retak dinding bangunan gedung.
M. Salim, owner CV Usaha Prima sebagai kontraktor pelaksana proyek Dinas PUTR Cilegon sebesar Rp 1.367.439.000; dari anggaran Alokasi Umum Tahun 2018 ini saat dikonfirmasi di lokasi proyek, hanya mengatakan bahwa pihaknya sudah membuat pondasi ceker ayam.
“Memang sih lahan ini sawah tadah hujan, tapi urugannya kita gali, kita sudah buat ceker ayam dan kita urug lagi,” ujar Salim.
Salim yang merupakan pensiunan PNS Pemkot Cilegon beberapa tahun yang lalu ini diketahui kini berprofesi sebagai kontraktor yang selain mengerjakan proyek gedung Kelurahan Lebak Gede, pihaknya juga sedang mengerjakan proyek PU lainnya yakni proyek (PL) TPT di wilayah Kelurahan Bulakan.
“Saya kan pensiunan PNS, jadi untuk ngisi kegiatan aja. Iya, selain proyek disini kita juga sedang ngerjain proyek TPT di Bulakan, cuma disana PL sih,” terangnya.
Namun ada suatu kejanggalan ketika dalam papan proyek yang ditarget durasi waktu pengerjaan 150 hari kalender tersebut tidak tertera nama perusahaan konsultan pengawas.
Saat Fakta Banten hendak melakukan wawancara dengan Jhon, selaku konsultan pengawas untuk menanuakan tahapan, teknis sampai kualitas dari proyek dari uang rakyat ini. Dirinya tidak bersedia dengan alasan takut salah ngomong.
“Iya saya konsultannya kang, nggak kang lah takut salah ngomong,” jawabnya singkat. (*)