Bangun Jembatan Swadaya, Warga Pecinan Cilegon Merasa Dianaktirikan oleh Pokmas
CILEGON – Warga Lingkungan Pecinan, Kelurahan Pabean, Kecamatan Purwakarta, mengaku merasa dianaktirikan dalam program pembangunan oleh pemerintah.
Salah satu warga, Habibullah, merasa selama ini di kampungnya minim tersentuh pembangunan dari program yang dijalankan oleh Pokmas Kelurahan Pabean.
Kata dia, saat ini masyarakat Lingkungan Pecinan, Kelurahan Pabean, sedang memulai pekerjaan membangun jembatan yang dibiayai secara swadaya oleh masyarakat setempat dengan cara patungan.
“Miris memang, hal ini jelas berbanding terbalik dengan ungkapan pembangunan merata yang sering digembor-gemborkan,” beber Habib kesal.
Pada kegiatan pembangunan ini, warga juga memasang papan proyek mirip Pokmas dengan tulisan POKDAMAS (Kelompok Pemuda dan Masyarakat) dengan Nama Kegiatan Jembatan Penyeberangan Makam Tepus.
Papan proyek juga memuat Volume Jembatan 4×3 meter, nilai pekerjaan Rp. 31.600.000,- dan Pelaksanaan Kegiatan 12 Hari Kerja.
“Papan proyek mirip Pokmas ini kami pasang sebagai bentuk protes kami atas kesewenang – wenangan pengurus Pokmas yang kami nilai tebang pilih dalam proses pembangunan, diduga pengurus Pokmas ada keberpihakan terhadap salah satu lingkungan,” tegas Habib.
Sementara itu, Ketua Pelaksana Pembangunan Jembatan, Ali Subro menambahkan, saat ini pembangunan sedang berjalan sampai 12 hari kedepan.
“Meski lingkungan kita dianak tirikan tapi masyarakat tetap optimis dengan swadaya pembangunan akan rampung,” ujar Ali Subro.
“Upaya terus dilakukan oleh jajaran panitia pembangunan dengan mencari donatur – donatur dari luar yang bersifat tidak mengikat untuk berpartisipasi dalam pembangunan ini,” imbuhnya.
Ali Subro juga berharap semoga ke depan pemerintah berlaku adil pada semua lingkungan, sebagaimana tertuang dalam butir undang-undang, bahwa keadilan sosial itu berlaku untuk seluruh rakyat Indonesia. (*/Red/Rizal)