CILEGON – Direktur Utama PT Krakatau Bandar Samudera (KBS) Tonno Sapoetro meresmikan kapasitor bank di lokasi Dermaga III, Senin (19/6/2017).
Tonno mengatakan, pengadaan kapasitor bank merupakan gagasannya untuk menghemat biaya operasional kelistrikan akibat denda yang ditimbulkan oleh kelebihan daya reaktif yang ditetapkan oleh PT Krakatau Daya Listrik (KDL) selaku pemasok energi listrik.
“Dalam beberapa tahun terakhir KBS selalu membayar denda perbulan rata-rata Rp500 juta. Karena batas daya reaktif yang ditetapkan KDL hanya 0,85 persen. Sementara di KBS, akibat peralatan operasional dermaga seperti crane dan sebagainya, daya reaktifnya mencapai lebih dari 90 persen. Nah daya reaktif yang besar itulah yang menyebabkan denda ratusan juta tiap bulannya,” katanya.
Untuk itu, lanjut Tonno, perlu adanya upaya pemangkasan daya reaktif yang terjadi agar ada efisiensi dana operasional kelistrikan.
“Sejak adanya kapasitor bank, tercatat dalam tiga bulan terakhir kelebihan daya reaktif sudah tidak ada lagi. Sekarang sudah tidak ada denda lagi yang dibayarkan akibat kelebihan daya reaktif. Artinya KBS sudah bisa menghemat biaya operasional kelistrikan Rp500 juta. Kan lebih baik dana itu digunakan untuk kebutuhan lain, daripada untuk bayar denda,” ujarnya.
Sementara itu, pemilik PT Tristan Engineering Aldin, selaku kontraktor sekaligus investor pengadaan kapasitor bank mengatakan, sebelum mengambil keputusan untuk ikut tender pengadaan kapasitor bank, pihaknya terlebih dulu mempelajari persoalan kelistrikan yang terjadi di KBS.
“Kami terlebih dahulu mempelajari polanya. Hingga akhirnya persoalannya ketemu dan kami putuskan perlu adanya alat yang bisa membuang arus kotor. Sehingga hanya daya aktifnya saja yang dimanfaatkan KBS. Semacam menyaring energi listrik yang bersih saja. Jadi listrik kotornya yang kita buang,” jelasnya.
Aldin mengaku, usia kapasitor bank yang dibuatnya bisa bertahan selama 15 tahun karena menggunakan alat dengan kualitas yang telah diakui dunia.
“Kami bekerjasama dengan PT Schneider Indonesia untuk penyediaan alat-alatnya. Jumlah kapasitor yang ada 8 unit. Yang digunakan KBS hanya 5 unit. Yang 3 unit lagi sebagai cadangan agar bisa lebih awet. Yang lebih penting lagi perawatannya kalau dirawat dengan benar, tidak ada debu dan suhu ruangan tetap dingin. Alatnya bisa bertahan hingga 30 tahun,” bebernya.
Sebagai kontraktor pribumi, lanjut Aldin, dirinya bisa membuktikan kepada publik bahwa sumber daya manusia (SDM) lokal Cilegon memiliki kualitas yang tidak kalah dari SDM luar Cilegon. Bahkan bisa lebih baik dan profesional.
“Saya yakin jika temen-temen pengusaha lainnya terus belajar, mengasah kompetensi dan skillnya. Kebutuhan industri di Cilegon bisa dipenuhi oleh SDM lokal. Seperti halnya kapasitor bank yang kami buat, itu memadukan teknologi komputer dan kualitas hardwarenya. Dan manfaatnya sangat luar biasa buat KBS,” ujarnya. (*)
Penulis: Redaksi.