Loading...
Loading...

Beredar Fitnah di Pesan Whatsapp Tentang Pembongkaran Makam KH Udi Mufrodi, Keluarga Tak Terima

Dewan Subari Idul Fitri

CILEGON – Suasana duka masih menyelimuti keluarga besar dan masyarakat, pasca wafatnya ulama besar yang juga mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Cilegon, Prof. KH. Udi Mufrodi, Sabtu (10/7/2021) lalu.

Namun baru-baru ini malah beredar fitnah keji yang membuat resah masyarakat dan mengusik rasa duka cita keluarga. Kabar fitnah tersebut beredar melalui pesan berantai di aplikasi whatsapp.

Berikut isi tulisan pesan berantai tersebut yang didapat oleh Fakta Banten, baru-baru ini;

Lg d cilegon niki….ya Allah dpt info..dari orang kampung Delingseng.. Jenazah Alm.KH.udi Mufrodi ..di vonis covid…dg pengawalan ketat gugus covid dn para aparat…  stelah di  kuburkan ..sore harinya d buka bongkar kembali kuburannya ma pihak klrga.. ternyata..mayatnya belum  d mandikan dan d kafani blm d  apa apain ..msh pake kaos saat ninggalnya…ahirnya d urusin lg ….ya Allah..ada apa dg smua ini…,”

Sementara belum diketahui sumber awal dari info fitnah tersebut. Namun pihak keluarga almarhum saat dikonfirmasi, dengan tegas menyesalkan beredarnya fitnah yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tak bertanggungjawab.

Adik almarhum, Haji Dedi Mufdi Mawardi, meminta masyarakat tidak mempercayai fitnah yang menimpa keluarga besar KH Udi Mufrodi.

KPU Kab. Serang PSU

Dijelaskan, bahwa jenazah almarhum KH Udi Mufrodi diurus oleh muridnya sesuai syari’at Islam, meskipun di Rumah Sakit dengan protokol Covid-19.

“Tidak mungkin pihak keluarga melakukan hal semacam (fitnah) itu, karena saat dimandikan di RS pihak yang memandikan kenal dengan almarhum sebagai mahasiswanya di IAIN,” tutur Haji Dedi Mufdi saat dihubungi via telepon, Sabtu (17/7/2021)

Haji Dedi kembali menegaskan, bahwa meski tak ikut mengurus, tetapi keluarga almarhum menyaksikan prosesi pengurusan jenazahnya.

“Jadi pihak keluarga sangat yakin bahwa proses memandikan dan dikafani sesuai dengan syariat Islam, bahkan saat di RS pihak keluarga menyaksikan pihak yang memandikan langsung men-sholatkan sebelum dimasukkan ke ambulance,” tegasnya.

Selain itu, selama tujuh hari pasca wafatnya, masyarakat dan keluarga juga sangat antusias mengisi kegiatan doa-doa dan tahlil di lokasi pemakaman almarhum.

“Itu faktanya, bahwa tidak mungkin makam dibongkar lagi, karena banyak warga yang mengaji di kuburan selama 7 hari 7 malam,” tutup Haji Dedi. (*/Red/Rijal)

NasDem Idul Fitri
WhatsApp us
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien