BPBD Sebut Cilegon Rawan Gempa dan Tsunami, Masyarakat Diminta Waspada

KPU Cilegon Coblos

 

 

CILEGON – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cilegon mengingatkan masyarakat setempat tentang potensi rawan gempa dan tsunami yang ada di wilayah tersebut.

Himbauan ini sebagai upaya preventif untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat dalam menghadapi bencana alam.

Kepala BPBD Kota Cilegon, Suhendi, menjelaskan bahwa hasil pemetaan dan analisis menunjukkan bahwa Cilegon memiliki potensi rawan terhadap gempa bumi dan tsunami. Beberapa faktor seperti letak geografis dan struktur geologi wilayah ini menjadi penyebab utama tingginya risiko bencana tersebut.

“Cilegon memang ditempatkan di zona yang rawan terhadap gempa dan tsunami. Oleh karena itu, perlu kewaspadaan ekstra dari masyarakat agar dapat mengantisipasi dan mengurangi dampak yang mungkin timbul. Apalagi kita berdekatan dengan Selat Sunda yang merupakan wilayah perairan yang berada pada pertemuan dua lempeng tektonik, yaitu lempeng Benua Eurasia dan lempeng Samudera Indo-Australia, dan sering kali terjadinya pergeseran antar lempeng yang menyebabkan gempa dan tsunami,” ungkap Suhendi, Kepala BPBD Kota Cilegon, pada Rabu (29/11/2023).

Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya pengetahuan dan persiapan masyarakat dalam menghadapi potensi bencana tersebut. Edukasi dan simulasi evakuasi menjadi langkah yang dianggap krusial untuk memastikan keselamatan warga.

“Tingkatkan pengetahuan mengenai prosedur evakuasi dan tempat aman ketika terjadi gempa atau tsunami. Kami juga akan menyelenggarakan kegiatan simulasi agar masyarakat tahu cara bertindak yang benar dalam situasi darurat,” tambahnya.

Selain itu, BPBD Cilegon akan terus berkoordinasi dengan pihak terkait, termasuk Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), guna memperkuat sistem peringatan dini dan mitigasi risiko bencana di wilayah tersebut.

“Mari bersama-sama berkontribusi dalam upaya pencegahan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana. Semua lapisan masyarakat perlu terlibat aktif agar ketahanan wilayah dapat ditingkatkan,” ajak Suhendi kepada masyarakat.

Dengan peringatan ini, diharapkan masyarakat Cilegon dapat lebih proaktif dan waspada, sehingga ketika bencana datang, kerugian dapat diminimalkan dan keselamatan seluruh warga tetap terjamin.

“Bencana alam memang tidak bisa kita cegah, namun kerugian serta korban jiwa harta benda dapat kita minimalisir jika kita mengantisipasi bencana tersebut dari jauh-jauh hari,” tandas Suhendi.

Ia juga mengeluarkan himbauan kepada masyarakat setempat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi angin puting beliung.

Wilayah Kota Cilegon dinilai rawan terkena dampak angin kencang, terutama pada musim peralihan cuaca seperti saat ini.

Apalagi belum lama ini, banyak terjadi fenomena angin puting beliung di Kota Cilegon khususnya di wilayah dekat pesisir pantai seperti Kecamatan Grogol, dan Pulomerak.

Walaupun skala angin puting beliung yang terjadi tidak begitu besar dan tak menyebabkan kerugian ataupun korban, BPBD tetap mengajak masyarakat untuk mengantisipasi apabila terjadi lagi angin puting beliung dengan skala yang besar.

Kepala BPBD Cilegon, Suhendi, menjelaskan bahwa musim peralihan cuaca dapat memicu kondisi atmosfer yang mendukung terbentuknya angin puting beliung. Oleh karena itu, langkah preventif perlu diambil untuk mengurangi risiko terjadinya bencana tersebut.

“Saat ini, kita berada di musim peralihan cuaca yang bisa menyebabkan angin kencang, termasuk potensi angin puting beliung. Masyarakat diimbau untuk melakukan tebang pohon besar dan berbahaya di sekitar rumah atau lingkungan mereka,” ujar Suhendi.

Pohon yang rusak atau berpotensi roboh dapat menjadi ancaman serius, terutama jika diterpa angin kencang. Oleh karena itu, BPBD meminta warga untuk proaktif dalam melakukan pemangkasan atau bahkan tebang pohon yang berpotensi membahayakan.

“Kami meminta kepada warga untuk mengurangi pohon di sekitar rumah atau pemukiman yang dapat berisiko roboh ketika bencana alam angin puting beliung terjadi,” tambahnya.

Namun, BPBD Cilegon tidak bisa mengantisipasi apabila angin puting beliung menerpa rumah warga yang kurang kokoh. Maka dari itu Suhendi meminta kepada warga untuk merenovasi dan memperkuat tempat tinggalnya sendiri untuk mengantisipasi terjadinya rumah roboh dan menyebabkan korban jiwa.

“Kalau rumah kurang kokoh kita tidak bisa apa-apa, namanya bencana alam, namun untuk mengurangi adanya korban jiwa, diharapkan masyarakat dapat memperkuat tempat tinggal mereka sendiri,” kata Suhendi. (*/Hery)

WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien