Di Tengah Pelemahan Rupiah, Anak Muda Cilegon Ini Dobrak Pasar Ekspor India

CILEGON – Putra daerah Kota Cilegon Razif Jabbar bersama rekannya Syahmi Haziq terbilang nekad, keduanya menantang tren global ditengah pelemahan nilai tukar rupiah terhadap mata uang dollar Amerika Serikat yang seringkali dianggap sebagai nilai krisis.
Melalui perusahaan agrikultur PT Tasmi Sumber Jaya, keduanya justru menyambut hal tersebut sebagai peluang untuk semakin percaya diri mendobrak pasar ekspor India dengan produk cocoa.
Baru-baru ini, Razif dan Syahmi telah menyelesaikan kunjungan strategis ke tiga kota utama di India yakni Hyderabad, Mumbai, dan New Delhi.
Lebih dari sekedar bisnis, dua figur muda ini melangkah dengan berani, Razif Jabbar yang juga adalah alumni dari SMA Al-Azhar 6 Cilegon dan Syahmi Haziq sebagai direksi PT Tasmi Sumber Jaya, memimpin langsung perjalanan tersebut.
Razif bilang, tujuan perjalanannya itu sederhana tapi kuat, mempererat hubungan dengan para klien, memperkuat kepercayaan, serta menegaskan komitmen jangka panjang sebagai mitra ekspor yang konsisten dan dapat diandalkan.
“Kami percaya bahwa kepercayaan bukan hanya dibangun lewat produk berkualitas, tapi juga lewat kehadiran, hubungan personal, dan tentunya komitmen,” ujar Razif, Senin (14/4/2025).
Menurut Syahmi, strategi bisnis yang sedang dilakoni itu tidak hanya soal diplomasi dagang. Akan tetapi, ikut diperkuat oleh dukungan KBRI di India.
Salah satu momen penting dalam kunjungan ini adalah pertemuan resmi dengan Atase Perdagangan KBRI Indonesia, Muhammad Iqbal Djamil di New Delhi.
Dalam pertemuan tersebut, tim Tasmi Sumber Jaya berdiskusi langsung mengenai potensi pengembangan pasar cocoa Indonesia di berbagai wilayah lain di India.
Dukungan dari pihak KBRI juga membuka akses yang lebih luas terhadap jejaring dagang strategis yang dapat menunjang ekspansi ke level berikutnya.
“Kami sangat mengapresiasi sambutan hangat dan bantuan konkret dari tim KBRI. Ini menunjukkan bagaimana kerja sama antara pelaku usaha dan perwakilan diplomatik Indonesia dapat menjadi kekuatan luar biasa di pasar internasional,” tambah Syahmi.
Dijelaskan, ketika sebagian besar pelaku industri memilih bersikap hati-hati menghadapi gejolak ekonomi dunia dan dampak kebijakan luar negeri seperti tarif perdagangan dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Usaha keduanya justru memilih bergerak untuk menjemput market lainnya. Strategi ini terbukti efektif, mengingat volume transaksi ekspor PT Tasmi Sumber Jaya selama periode 2023–2024 tercatat mencapai USD 250.000–300.000 atau sekitar Rp6 miliar yang menjangkau beberapa negara seperti India, Turki, Afrika Selatan, Malaysia, hingga UAE.
Dengan keyakinan penuh, pergerakan ini bisa membawa nama Indonesia lebih tinggi di sektor agrikultur dan pangan global. Lebih dari sekedar eksport, ini adalah tentang keberanian untuk tampil dan bersaing di panggung dunia.
“Mari jadikan pelemahan rupiah bukan sebagai alasan untuk mundur, tapi sebagai peluang untuk melangkah lebih maju. Anak muda Indonesia bisa, dan harus, jadi motor penggerak ekonomi bangsa,” tutupnya. (*/Ika)