CILEGON – Serikat buruh menduga PT. CJ Logistic Korea Service melakukan tindakan Mark Up (Pengelembungan) biaya, dari kontrak kerja dengan salah satu perusahaan Posco Group. Hal ini, disebabkan adanya perjanjian dengan PT Krakatau Posco Chemtec Caltination (KPCC) dengan 44 tenaga kerja.
Perwakilan Serikat Buruh Krakatau Steel Ujang mengatakan, kesepakatan itu sejak 30 September 2019, namun karena alasan Covid-19, CJ Logistic belum merealisasikannya. Padahal, dua orang yang di PHK telah rela, bila tidak berada di posisi semula.
“Kedepan mungkin akan ada langkah akan secara organisasi yang diambil SBKS, tinggal menunggu instruksi Ketua Umum. Yang masih menahan untuk aksi di lapangan,” Katanya, Senin (1/09/2020).
Perwakilan SBKS Muhari, menduga ada upaya Mark Up atau penggelembungan yang dilakukan CJ Logistic, mengingat perjanjian dengan KPCC ada 44 tenaga kerja. Sementara, CJ Logistic telah mengurangi, dan akan terus mengurangi jumlah tenaga kerja.
“Kalo dikurangi kan tagihan ke KPCC tetap 44, KPCC harus evaluasi. Karena ada potensi Mark Up,” Ungkapnya.
Anggota Komisi II DPRD Kota Cilegon Masduki meminta, CJ Logistic Korea Service Indonesia menghargai Pemerintah Kota Cilegon, mengingat kesepakatan Tahun lalu yang digelar di DPRD Cilegon telah ditandatangani semua pihak. Bahkan, ia meminta ada evaluasi terhadap CJ Logistic.
“Kontrak antara CJ Logistic dan KPCC sudah hampir dua tahun, dan akan habis. Ini menjadi catatan untuk KPCC,” Kata Masduki.
Pimpinan Sidang Hearing Qoidattul Sitta menjelaskan hasil hearing adalah akan ada klarifikasi di Disnaker Cilegon pada Minggu depan, dengan berbagai pihak terkait.
Sementara itu perwakilan CJ Logistic enggan menanggapi saat diwawancarai oleh wartawan.
Perlu diketahui, PT. KPCC merupakan perusahaan Joint Venture multinasional antara PT. Krakatau Industrial Estate Cilegon (Grup KS), dan Posco Chemtech Company LTD. (Posco Group) yang bergerak di bidang Industri Pabrik kalsinasi kapur. (*/A.Laksono).
