JAKARTA — Pabrik baja lembaran panas atau hot strip mill kedua (HSM II) milik PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. segera beroperasi. Fasilitas produksi berkapasitas 1,5 juta ton per tahun ini merupakan bagian proyek pembangunan klaster baja 10 juta ton di Cilegon.
Silmy Karim, Direktur Utama Krakatau Steel, mengatakan pada Desember lalu perseroan telah menyalakan fasiltas tanur tiup atau blast furnace berkapasitas 1,2 juta hot metal per tahun. Setelah tanur tiup, fasilitas lain yang akan segera rampung adalah pabrik HSM II. Pabrik ini tercatat menelan investasi senilai US$515 juta.
“Pada April besok ada mechanical completion HSM II dan mulai beroperasi 2 bulan setelahnya,” ujarnya seusai the 4th Government Task Force Team Meeting for National Steel Industry Development di Jakarta, Kamis (21/3/2019).
Dengan fasilitas HSM II baru tersebut nantinya kapasitas Krakatau Steel dan Krakatau Posco mencapai 7 juta ton, atau masih terdapat kekurangan 3 juta ton untuk mencapai 10 juta ton. Ke depan, kata Silmy, akan ada pengembangan Krakatau Posco serta pembangunan pabrik rolling mill lainnya, seperti pabrik cold rolling mill II dan III serta penambahan kapasitas HSM II.
Dalam pembangunan klaster baja 10 juta ton di Cilegon tersebut, dibutuhkan investasi total sekitar US$3,5 miliar hingga US$4 miliar. Lebih jauh, Silmy optimistis apabila didukung dengan regulasi yang baik serta pasar yang sehat, pencapaian kapasitas 10 juta ton bisa dipercepat.
“Kami inginnya lebih cepat, kalau regulasi baik, pasar sehat, 2023 sudah bisa kekejar 10 juta ton,” katanya.
Meskipun menghadapi berbagai tantangan dan kendala, seperti kondisi persaingan yang semakin sengit dengan produk impor, industri baja dalam negeri terus melakukan investasi untuk meningkatkan kapasitas produksinya. Silmy menuturkan investasi penting dilakukan untuk memenuhi kebutuhan baja dalam negeri. (*/Bisnis)
[socialpoll id=”2521136″]