Event Car Free Day di Cilegon Dinilai Melenceng dari Tujuan
CILEGON – Meski tujuan diadakannya Car Free Day (CFD) atau Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) sebagai sosialisasi kepada masyarakat untuk menurunkan ketergantungan masyarakat terhadap kendaraan bermotor. Namun adanya CFD di Cilegon yang sudah berjalan bertahun-tahun ini, dinilai jauh dari substansi utama tujuan digelarnya CFD.
Seperti yang diungkapkan oleh warga Cilegon, Fauzi Salam, yang menganggap program CFD di Kota Cilegon yang berlokasi di salah satu ruas jalan Kompleks Krakatau Steel ini sudah seperti Pasar Kaget.
Kondisi rutinitas CFD di Cilegon yang ternyata sudah melenceng dari tujuan asalnya ini, dituliskan Fauzi Salam melalui postingan di akun Facebooknya, pada Rabu (14/8/2019) lalu.
“PASAR KAGET? namanya sih Car Free Day (CFD), membebaskan kendaraan bermotor di salah satu jalan utama tengah kota untuk kepentingan pejalan kaki, agar leluasa berolahraga atau aktivitas lainnya. Biasanya di hari Minggu pagi sekitar 5 jam.
Jalan Thamrin Jakarta atau Simpang Lima Semarang adalah contoh sukses dan sesuai dengan tujuannya, yang kemudian ditiru di berbagai kota besar,” tulisnya.
Fauzi yang diketahui merupakan pensiunan PT Krakatau Steel dan makin aktif menjadi penulis ini, juga mengungkapkan konsep CFD Cilegon yang tidak sesuai tujuannya, yakni untuk mengurangi gas emisi dari bahan bakar kendaraan dan hak masyarakat untuk menikmati esensi CFD yang sebenarnya.
“Tapi CFD di Cilegon yang menggunakan salah satu ruas jalan Kompleks KS, sepertinya sudah melenceng dari konsep CFD. Warga ternyata tidak bisa menjadikan kawasan CFD sebagai tempat olahraga, bahkan jalan kaki pun susah. CFD Cilegon telah berubah menjadi Pasar Kaget, penuh sesak dan ada ratusan pedagang,” ungkapnya.
Dan karena tidak lagi bermakna sesuai tujuannya, Fauzi juga menyerukan agar nama CFD diganti saja, sesuai dengan kondisi yang real di lapangan.
“Akhirnya justru para pejalan kakilah yang diwarning agar hati-hati. Ini menunjukan bahwa yang jadi prioritas utama adalah para pedagang. Berarti namanya bukan CFD lagi dong,” serunya.
Status Fauzi yang juga disertai dua foto yang menggambarkan suasana di CFD Cilegon tersebut, mendapat sambutan komentar netizen lainnya;
Akun @Hasan Sobri yang membenarkan hal tersebut, dan berharap pihak pemilik program CFD yakni Pemkot Cilegon untuk melakukan evaluasi.
“Bener, sekali Pak… ternyata ada kepentingan dalam pantangan…
Mudah mudahan tulisan bapak menjadi koreksi pemerintah. Terutama dinas terkait. Tidak kebayang kalau jalan utama Cilegon yang diberlakukan CFD, bisa-bisa toko toko buka semua dari pagi buta,” sindir netizen. (*/Ilung)