CILEGON – Sebagai bentuk refleksi 1 tahun berjalannya kepemimpinan Walikota Cilegon Edi Ariadi, Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Front Mahasiswa Kota Cilegon melakukan aksi unjuk rasa di Depan Kantor Walikota, Kamis (20/2 2020).
Dalam aksinya, mereka menuntut Pemerintah Kota Cilegon agar mampu menyelesaikan berbagai persoalan fundamental di Cilegon, seperti tingginya pengangguran, banjir tahunan, pengentasan kemiskinan, kesehatan dan lain sebagainya.
Terdapat 8 Organisasi Mahasiswa yang tergabung dalam Front Mahasiswa Kota Cilegon yakni; HMI, GMNI, PMII, IMC, GEMA Al-Khairiyah, DEMA STIT Al-Khairiyah, BEM STIKOM Al-Khairiyah dan Himpunan Mahasiswa Akfat Kota Cilegon
“Selesaikan Visi-Misi yang tertuang dalam RPJMD Kota Cilegon 2016-2021. Dorong Dinas Tenaga Kerja untuk segera mengoptimalisasikan Balai Latihan Kerja (BLK) dengan segera melengkapi sarana dan prasarana penunjang pelatihan serta menyiapkan infrastruktur atau tenaga pengajar berkualitas,” ujar Ketua HMI Kota Cilegon, Rikyl Amri dalam orasinya.
Ketua PMII Kota Cilegon, Edi Djunaedi menyoroti soal kesejahteraan buruh, petani dan nelayan yang dianggap kurang diperhatikan Pemkot Cilegon. Padahal menurutnya lahan usaha mereka sudah banyak yang beralih fungsi menjadi industri.
“Walikota jangan jadi pengecut, harus berani menindak tegas perusahaan yang merusak lingkungan dan merekrut tenaga kerja asing. Tata Kelola pembangunan yang matang dan bermanfaat. Menggunakan APBD untuk kepentingan rakyat,” serunya.
Sempat terjadi ketegangan antara mahasiswa dan pihak kepolisian, saat para mahasiswa membakar keranda mayat di tengah jalan. Petugas kepolisian yang hendak memadamkan api dihalang-halangi mahasiswa yang mambuat formasi melingkari api.
Beberapa mahasiswa tampak terluka dan terpapar akibat kena pukulan petugas kepolisian.
Meski ketegangan sudah bisa diredam kedua belah pihak. Namun para mahasiswa tetap melanjutkan aksi, karena menunggu Walikota Cilegon belum kunjung datang menemui mahasiswa. (*/Ilung)
