Gerakan Cinta Trotoar, Kampanye Warga Bendungan Kota Cilegon Selamatkan Hak Pejalan Kaki
CILEGON – Pemerintah Kelurahan Bendungan mengadakan Gerakan Cinta Trotoar dengan mengajak masyarakat dan siswa-siswi dari sekolah-sekolah setempat berjalan kaki di atas trotoar agar tidak disalahgunakan oleh oknum-oknum untuk membuka lapak usaha, Jum’at (18/1/2019) pagi.
Dalam kegiatan tersebut, Lurah Bendungan Maman Herman bersama jajaran dengan didampingi Bhabinkamtibmas dan tokoh masyarakat memimpin langsung rombongan yang membentangkan spanduk-spanduk himbauan agar menjadikan trotoar nyaman untuk dilewati oleh pejalan kaki.
Lurah Maman tampak secara persuasif mengimbau kepada setiap para pelaku usaha agar tidak memanfaatkan trotoar di sepanjang jalan di Panjaitan yang baru dibangun oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kota Cilegon pada akhir tahun 2018 lalu tersebut.
“Sayang dong trotoar sudah bagus dan cantik kalau fungsinya untuk pejalan kaki disalahgunakan. Dalam kegiatan Gerakan Cinta Trotoar ini diikuti RT/RW, Linmas, LPM, PKK dan pelajar,” kata Kasie Pemerintahan dan Ketertiban Umum Kelurahan Bendungan, Nurul Hadiyati kepada faktabanten.co.id.
“Pedagang yang berada di atas trotoar jelas sudah melanggar Perda Nomor 5 Tahun 2003 tentang K3 (Ketertiban, Keindahan dan Kebersihan), dengan ini kami mengajak masyarakat Bendungan mulai dari anak sekolah hingga pelaku usaha untuk bersama-sama mencintai, menjaga dan memanfaatkan trotoar sebagaimana fungsinya. Trotoar Bersih, Pedagang Hebat,” tambahnya.
Sementara itu, Lurah Bendungan Maman Herman mengatakan dengan di gelarnya Gerakan Cinta Trotoar tersebut, selain pihaknya merespon aduan dari masyarakat, pihaknya juga ingin hak pejalan kaki di trotoar tidak terganggu dan menjadikan wilayah Kelurahan Bendungan menjadi tertib, bersih dan nyaman.
“Kan sayang kalau Pemkot Cilegon sudah bagus-bagus membangunkan trotoar tapi pemanfaatannya di salah gunakan oleh pelaku usaha, pejalan kaki tentu terganggu karena kami sering menerima aduan dari masyarakat,” tuturnya.
Maman juga mensosialisasikan fungsi trotoar kepada warganya sekaligus memberikan apresiasi kepada para pedagang yang sudah memahami fungsi trotoar dengann tidak berjualan di atasnya.
“Semoga gerakan ini bisa memberi efek kesadaran bagi masyarakat, kami juga menghimbau warga garis berwarna kuning di trotoar itu untuk pejalan kaki penyandang disabilitas. Dan kami bangga pada pedagang yang sudah tidak berjualan di atas trotoar,” tutupnya. (*/Ilung)