Honda Slide Atas

Jelang Nataru 2025–2026, Ditjen Hubdat Siapkan Strategi Kelancaran Penyeberangan Merak–Bakauheni

 

CILEGON– Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan menyiapkan sejumlah strategi untuk memastikan kelancaran arus penyeberangan di Pelabuhan Merak–Bakauheni pada libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.

Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Aan Suhanan, saat memimpin rapat koordinasi persiapan Nataru bersama para pemangku kepentingan di Pelabuhan Merak, Cilegon, Jumat (21/6/2025).

“Saya optimistis operasi Nataru tahun ini dapat berjalan baik. Sejumlah strategi telah kami siapkan karena dalam dua tahun terakhir, Merak menjadi salah satu titik krusial saat puncak arus,” ujar Aan dalam keterangan resmi, Sabtu (22/11/2025).

Berdasarkan evaluasi penyelenggaraan Nataru sebelumnya, Ditjen Perhubungan Darat kembali menerapkan pembagian tiga pelabuhan penyeberangan di wilayah Merak untuk mengurai kepadatan. Satu pelabuhan tambahan juga disiapkan sebagai contingency plan.

“Untuk lintasan Merak–Bakauheni, pembagian dilakukan melalui Pelabuhan BBJ Bojonegara, Pelabuhan Merak, dan Ciwandan. Apabila tiga pelabuhan tersebut tak lagi mampu menampung, kami siapkan Pelabuhan KBS (Krakatau Bandar Samudera) sebagai pelabuhan cadangan,” jelasnya.

Di sisi Bakauheni, pembagian arus kendaraan juga dilakukan melalui tiga pelabuhan, yakni BBJ Muara Pilu untuk arus dari dan ke BBJ Bojonegara, lintasan utama Pelabuhan Bakauheni–Merak, serta Pelabuhan PT Wijaya Karya Beton untuk arus dari dan ke Ciwandan.

Aan menuturkan, strategi lain yang akan diterapkan adalah delaying system menuju Pelabuhan Merak dan Bakauheni melalui penyiapan buffer zone di sejumlah titik, baik pada rest area jalan tol maupun jalan arteri.

“Delaying system berarti harus ada buffer zone untuk parkir kendaraan ketika penyeberangan tidak dapat dilangsungkan. Seluruh lokasi ini sudah disiapkan di Merak maupun di Bakauheni,” ujarnya.

Di Merak, buffer zone berada di rest area KM 13, KM 43, KM 68, serta jalan arteri Cikuasa Atas, yang mampu menampung 1.050 kendaraan kecil dan 200 sepeda motor.

Sementara di Lampung, sistem penyangga diterapkan di delapan titik dengan total kapasitas 1.190 kendaraan kecil.

Aan juga mengingatkan seluruh pemangku kepentingan untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem di Desember.

Berdasarkan prakiraan BMKG, puncak musim hujan akan terjadi pada Desember hingga Januari, disertai angin kencang, gelombang tinggi, serta potensi banjir rob.

“Prediksi BMKG menunjukkan perlu kewaspadaan terhadap kecepatan angin dan gelombang agar keselamatan penyeberangan tetap terjaga,” ujar Aan.

Ia menyatakan optimistis operasi Nataru 2025–2026 akan berjalan lancar berkat kesiapan strategi yang matang dan koordinasi seluruh pihak.

Rakor tersebut turut dihadiri Sekretaris Deputi Bidang Koordinasi Konektivitas Kemenko Infrawil Rustam Efendi, Plt. Sekretaris Utama BMKG, Guswanto, Direktur Operasi dan Transformasi PT ASDP, Rio Theodore Direktur Lalu Lintas Jalan, Rudi Irawan, Kadishub Provinsi Banten dan Lampung serta Dirlantas Polda Banten dan Lampung.***

WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien