JAKARTA – PT Krakatau Steel (Persero) Tbk disebut belum menyetorkan laporan keuangan 2022 kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), dan berpotensi perdagangan sahamnya di-suspend.
Diakui oleh manajemen Krakatau Steel, hal itu disebabkan oleh kendala pemenuhan dokumen dalam proses pengerjaan laporan keuangan audited.
Corporate Secretary Krakatau Steel Pria Utama menjelaskan, saat ini pihaknya sedang menyelesaikan laporan keuangan sesegera mungkin.
“Iya ini kan audit untuk laporan keuangan [pelengkapan dokumen] untuk menyiapkan laporan keuangan yang audited,” kata Pria dikutip dari Bisnis, Selasa (13/6/2023).
Pria menjelaskan bahwa laporan keuangan tahunan akan segera selesai, karena Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) akan digelar 21 Juni 2023 mendatang.
Agenda RUPST Krakatau Steel akan memiliki 7 mata acara, salah satunya adalah persetujuan laporan tahunan dan pengesahan laporan keuangan konsolidasian tahun buku 2022.
Selain itu, agenda rapat juga akan membahas mengenai penggunaan laba bersih tahun buku 2022. Dan dipastikan juga akan ada perubahan susunan pengurus perseroan.
Diketahui, BUMN produsen baja dengan kode saham KRAS ini telah merilis laporan keuangan kuartal I/2023 serta undangan RUPST tanpa adanya rilis laporan keuangan tahun 2022.
KRAS membukukan rugi sebesar US$ 18,26 juta atau Rp273,52 miliar per Maret 2023.
Pendapatannya terjun 169% dari periode yang sama setahun sebelumnya dengan perolehan laba bersih US$ 26,45 juta atau setara Rp386,89 miliar.
Padahal, perusahaan membukukan peningkatan pendapatan neto sebesar 2,05% menjadi US$ 689,83 juta atau Rp 10,09 triliun pada tiga bulan pertama 2023, dari yang setahun sebelumnya sebesar US$ 675,99 juta atau sebesar Rp9,88 triliun. Namun, terjadi pula peningkatan beban pokok pendapatan menjadi US$ 637,39 juta dari yang sebelumnya US$607,81 juta.
Laba bruto pun jadi menurun menjadi US$52,44 juta per Maret 2023, dari yang setahun sebelumnya sebesar US$ 68,17 juta. Begitu pula dengan laba operasi yang turun menjadi US$21,86 juta, hampir setengah dari setahun sebelumnya yang sebesar US$42,48 juta.
KRAS juga mencatatkan kerugian akibat selisih kurs kali ini, yakni sebesar US$ 25,80 juta, berbalik dari laba selisih kurs pada kuartal I-2022 sebesar US$5,31 juta.
Ekuitas perusahaan pun ikut menyusut 1,85% dari yang sebelumnya US$3,31 miliar menjadi US$3,24 miliar per Maret 2023.
Pada aliran kas, perusahaan berhasil mendapatkan kas neto dari aktivitas operasi sebanyak US$85,53 juta per kuartal I-2023, naik dari setahun sebelumnya US$67 juta.
Untuk aktivitas investasi, KRAS telah memperoleh kas neto sebesar US$212,42 juta kali ini, berbalik dari yang setahun sebelumnya penggunaan kas neto sebesar US$14,56 juta.
Sebelumnya diberitakan, terkait dengan emiten Bursa Efek yang belum merilis laporan keuangan 2022, BEI telah memberikan surat peringatan (SP) dan denda kepada 61 emiten termasuk Krakatau Steel.
Menyikapi pengenaan denda oleh BEI, Krakatau Steel menegaskan akan membayar denda sesuai dengan aturan yang berlaku.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, emiten yang belum membayarkan denda ataupun merilis laporan keuangan setelah akhir bulan Juni 2023, maka perdagangan saham akan disuspensi.
“Belum menyampaikan laporan atau bayar denda, agendanya SP3 (suspensi),” katanya, Senin (12/6/2023). (*/Rijal)