CILEGON – Ratusan anggota Keluarga Besar Laskar Pendekar Banten Sejati (Lapbas) Kota Cilegon mendatangi Kantor Pemasaran PT Krakatau Steel, Senin (29/6). Diketahui kedatangan mereka bermaksud untuk menanyakan terkait pejualan scrap yang dinilai tidak transparan.
Ketua DPC Lapbas Kota Cilegon Sandes mengatakan, upaya persuasif sering dilakukan dari pihaknya ke pihak pemasaran PT Krakatau Steel, namun upaya memasukan penawaran pembelian selalu tidak digubris dan pemenangnya selalu perusahaan yang sama.
“Kedatangan kami bersama dengan ratusan anggota Keluarga Besar Lapbas Kota Cilegom adalah ingin mempertanyakan prihal penjualan scrap ke pihak pemasaran PT Krakatau Steel, ko bisa setiap kami melakukan penawaran selalu ditolak, ada apa, ko bisa, kami menduga pihak KS sengaja mempermainkan kami, kuat dugaan kami ini, ada praktek monopoli yang dilakukan manajemen KS dengan pihak PT Samba,” terang Sandes usai bertemu dengan pihak manajemen Pemasaran Kraktau Steel.
Sandes menjelaskan, pihak mengklaim bahwa aksinya tersebut bukan untuk meminta scrap ke PT KS.
“Kami disini ingin membeli bukan meminta scrap (limbah besi), kalau pihak lain diberikan porsi kenapa kami tidak,” katanya.
Sandes menambahkan, prosedurnya sudah dilakukan dengan baik, tapi lagi – lagi pihak manajemen tidak memberikan ruang agar pihaknya membeli scrap itu.
“Kalau seandainya tidak ada itikad baik dari pihak manajemen kami akan melakukan somasi dan jika tidak diakomodir lagi, jalan yang terbaik kami akan lakukan demo besar – besaran di Krakatau Steel,” ancamya.
Sementara itu Joko Wurianto selaku perwakilan dari manajemen Pemasaran PT Krakatau Steel mengaku akan menyampaikan ke pihak Direksi terkait keinginan DPC Lapbas Cilegon tersebut.
“Hari ini saya akan sampaikan keinginan Lapbas Kota Cilegon ke pihak Direksi, mudah – mudahan saya berharap dalam waktu dekat keinginan dari Lapbas bisa dipenuhi oleh pihak manajemen,” katanya.
Joko melanjutkan, sebenarnya apa yang dikatakan oleh pihak Lapbas ada monopoli itu tidak benar, ia mengaku pihaknya bekerja sesuai dengan aturan dan perintah pimpinan.
“Tidak ada monopoli kayaknya kang, dalam hal ini saya menjelaskan awalnya barang ini (scrap) tidak dijual karena harus ada surat dari pusat lambat laun banyaknya pencurian sehingga pihak pengelola agar matrial itu yang berbentuk stainlees steel itu kita jual. Dari estimasi dari orang gudang itu sebanyak 20 ribu – 30 ribu ton, ternyata setelah kita jalankan itu masih ada sisa, dan sisa tersebut tidak semerta – merta bisa dijual langsung harus ada alur atau memo dinas dari pihak pimpinan, mudah – mudahan dengan peristiwa ini dalam waktu dekat keinginan dari temen – teman Lapbas bisa diakomodir oleh pihak manajemen,” jelas Joko.(*/Red)