Latihan Dzikir Mulud, Cara Pemuda Kaligandu Cilegon Lestarikan Tradisi Ke-Islaman
CILEGON – Jelang peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Pemuda Kaligandu, Kecamatan Purwakarta, Kota Cilegon, melakukan latihan Dzikir Mulud secara intens di Masjid A-Taqwa. Seperti pada Jumat (10/11/2017) malam.
Latihan vokal membaca kitab Barzanji sangat penting dilakukan mengingat perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW tinggal 2 pekan lagi, yaitu selama bulan Robiul Awal atau lebih dikenal warga Cilegon dengan bulan Mulud.
Perlu diketahui, Dzikir Mulud merupakan shalawat dan puji-pujian dalam bahasa arab di dalam Kitab Barzanji dibutuhkan keahlian dan vokal yang baik sesuai dengan lagunya. Dzikir Mulud juga bagian terpenting dalam pelaksanaan Maulid Nabi Muhammad SAW selain adanya Panjang Mulud, atau berekat yang dihias dalam berbagai bentuk replika.
Secara umum kandungan kitab Barzanji terbagi menjadi tiga, yaitu cerita tentang perjalanan hidup Nabi, syair-syair pujian, dan sanjungan kepada Nabi Muhammad SAW.
Salah satu pemuda Kaligandu, Rahmat mengatakan, latihan vokal membaca Kitab Barzanji harus dikuasai dengan baik. Sehingga ketika nanti diundang oleh Kampung yang sedang melaksanakan acara Muludan bisa menampilkan yang terbaik.
“Saat pelaksanaan acara Muludan, biasanya Kampung yang punya hajat akan mengundang grup atau khafilah dari kampung lainnya. Sehingga bisa dua sampai lima grup yang melakukan Dzikir Mulud dalam acara tersebut,” kata Rahmat yang sudah tertarik ikut Dzikir Mulud sejak remaja.
Dzikir Mulud meskipun susah untuk dipelajari, namun masih banyak kalangan muda yang tertarik untuk mengikutinya. Bukan hanya kalangan tua saja, namun kini Dzikir Mulud di Kaligandu justru lebih banyak diikuti dari kalangan ramaja dan pemuda.
“Rasanya Dzikir Mulud tidak akan hilang, karena justru makin banyak kalangan muda yang tertarik untuk menjaga dan melestarikan. Untuk itulah perlu adanya latihan secara intensif,” kata Rahmat.
Latihan yang dilaksanakan setiap Senin malam dan Jumat malam dibimbing langsung oleh orang tua atau Kesepuhan yang sudah mahir. Sehingga transfer ilmu akan sesuai dengan ketentuan.
“Kita sangat berterimakasih kepada Kesepuhan yang semangat membimbing, tinggal pemudanya saja lebih semangat untuk belajar,” kata Rahmat.
Rahmat yakin, peringatan Muludan dalam memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW bukan hanya meningkatkan spiritual keagamaan, namun juga tetap menjaga nilai seni dan budaya itu sendiri. (*/Rahmat)