Masih Hari Tasyrik Iduladha, Hiburan Malam di JLS Cilegon dan Serang Sudah Beroperasi
CILEGON – Selentingan soal berubahnya citra Kota Cilegon dan Kabupaten Serang yang dulunya dijuluki sebagai Kota Santri kini menjadi kota metropolis yang jadi surga hiburan malam, ternyata benar adanya.
Terutama jika Kawan Fakta melintas di Jalan Lingkar Selatan (JLS) Cilegon. Mulai dari gerbang PCI hingga Forbis Hotel di wilayah Waringinkurung, pada malam hari akan mudah disaksikan di sepanjang Jalan itu bangunan ruko dengan tampilan lampu kerlap-kerlip.
Ditambah lagi, banyaknya warung remang-remang yang isinya wanita-wanita seksi yang semarak diiringi alunan musik hingga bertahan sekitar pukul 03.00 dinihari.
Kali ini, baru saja terlewat Lebaran Iduladha 1441 Hijriyah bahkan masih masuk dalam Hari Tasyrik bulan Dzulhijjah, sejumlah tempat hiburan malam berupa karaoke dan diskotik di sepanjang JLS Cilegon atau Jalan Aat-Rusli, ternyata sudah mulai beroperasi kembali.
Pemandangan ini sudah bisa disaksikan sejak H+1 atau Sabtu (1/8/2020) malam kemarin. Dan terpantau pada H+2 Minggu (2/8/2020) malam ini, kondisi serupa juga sudah bisa menggambarkan bahwa JLS Cilegon benar-benar jadi surganya hiburan malam.
Tempat-tempat hiburan di JLS yang terpantau buka diantaranya; Diskotik Alexxa, Roger, Angel, Kuda Laut, Bravo, Parahyangan, Kings, Silbers Resto, Concept, El Laa Ruz, Rindu Resto, dan Star Queen.
Sementara itu, masyarakat yang mayoritas muslim merasa terusik dengan hal ini, dan berharap Pemerintah mampu menindaknya, serta memberikan sanksi tegas kepada para pengusaha hiburan yang membandel itu.
Bahkan tidak hanya menghadapi Hari Raya Iduladha, dalam menyikapi Pandemi Covid-19 ini Walikota Cilegon mengeluarkan Surat Edaran (SE) untuk menghentikan operasi sejumlah kegiatan.
Dalam SE tersebut dijelaskan, bahwa tempat hiburan diwajibkan tutup, diantaranya billiard, karaoke singing hall, live music, dan terlebih lagi diskotik.
Pantauan Fakta Banten pada Minggu (2/8/2020) malam Senin ini, sejumlah tempat hiburan yang berada di jalur protokol Cilegon juga sudah nampak berani mengangkangi ketentuan dari Walikota Cilegon, karena telah mulai kembali kegiatan operasionalnya. Seperti Diskotik Regent, Grand Krakatau, dan juga Kalyana Mitta.
Sejumlah aktivis Kota Cilegon juga membenarkan adanya temuan sejumlah tempat hiburan malam yang membandel itu.
“Hasil pantauan kami, Regent, GK, sudah operasi sejak malam Minggu kemarin. Ini sudah jelas pembangkangannya,” ujar Heri, Ketua Pelajar Islam Indonesia (PII) Kota Cilegon.
Dia juga menilai, selama ini aparat kepolisian dan pemerintahan seperti tutup mata dengan maraknya kemaksiatan ini.
“Pertanyaannya, apakah tidak ada personel aparat pemerintah yang berkeliling setiap malam dan menemukan pelanggaran dan kemaksiatan di lokasi-lokasi itu? Atau memang pemerintah tahu, tapi sengaja tidak mau berbuat apa-apa,” ungkap Heri.
Hal senada juga diungkapkan Saidina Ali, Pengurus Dewan Dakwah Islamiyyah Indonesia (DDII). Menurutnya, pengusaha tempat hiburan malam selama ini sudah melecehkan ummat Islam dan juga Pemerintah Daerah. Tapi dia sangat heran dengan sikap diamnya pemerintah selama ini, baik Pemerintah Kota Cilegon maupun Bupati Serang.
“Anehnya walaupun sudah ada larangan tempat hiburan beroperasi selama Pandemi Covid-19 dan sekarang momen Hari Raya Iduladha, tetap saja mereka memaksa beroperasi. Kondisi ini sebenarnya sudah lama seakan dibiarkan, dan kami menunggu tindakan pemerintah, baik Kabupaten Serang maupun Cilegon,” ujar Ali kepada Fakta Banten, Sabtu (1/8/2020).
Ditambah lagi menurut Ali, tempat-tempat hiburan malam dan bahkan banyak warung remang-remang di sepanjang JLS itu menjadi sarang narkoba, penjualan minuman keras (miras), serta diduga menjadi praktik bisnis esek-esek.
“Jika masih ingin mempertahankan citra sebagai kota santri, seharusnya ini ditindak tegas, karena pengusaha tempat maksiat itu sudah melecehkan pemerintah. Kalau ini tetap dibiarkan, berarti ummat Islam tidak dilindungi hak-hak-nya oleh pemerintah, melainkan mereka lebih berpihak pada kemaksiatan,” tegas Ali.
“Kami akan kembali menggalang koordinasi dengan ulama dan tokoh masyarakat, agar ummat harus bergerak mengingatkan ini agar tidak merajalela,” imbuhnya. (*/Red/Rizal)