Mengenal Ka Ihan, Pendongeng Beatbox Asal Cilegon
CILEGON – Dalam acara penyerahan pemenang lomba cerita yang diadakan oleh Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Cilegon di halaman DPRD Kota Cilegon, menghadirkan salah seorang pendongeng Cilegon.
Ihan Imtihan yang biasa dipanggil kak Ihan ini merupakan Ketua kampung dongeng Cilegon. Ia bercerita dongeng dengan menggunakan suara beatbox, Ka Ihan memberi ilmu dalam membagi suara saat berdongeng.
“Sebenernya simple sih pertama, sebenernya manusia tuh dibekali sama Tuhan beraneka ragam macam suara. Kita bisa memproduksinya cuman tinggal bagaimana kita mengolah dan melatihnya saja. Yang pertama simple, cuman tadikan pertama ada suara besar, suara sedang, suara kecil. Tinggal kita cari suara besar kan dari suara paling bawah tuh do, do do nah seperti itu. Suara tengah berarti mainnya di sol sol, do re mi fa sol, do nnti tinggal pake falset do gitu aja simple do re mi fa sol la si do,” jelasnya kepada Fakta Banten, Selasa, (30/11/2021).
Ka Ihan juga menyampaikan kesulitan dalam berdongeng yang pernah dialaminya.
“Yang sulit itu cuma ngondisiin audien, kan audien kita berbeda-beda contoh begini, tadi kan bapak-bapak ibu- ibu semua, saya pikir anak anak. Makanya agak sempet kaget yaudahlah makanya jalan aja. Makanya sesuaikan ceritanya tuh yang bisa diterima sama kalangan ini apa, yang kalangan anak-anak apa, kalangan dewasa,” ujarnya.
Dari 2012 Ka Ihan sudah mulai mendongeng, namun awalnya ia hanya belajar bercerita melalui beberapa video.
“Dulu saya seorang pengajar disalah satu Sekolah TK (taman kanak kanak). Saya melihat ada beberapa video-video yang menampilkan bahwa pendongeng gitu. Akhirnya saya coba tiru, amati, modifikasi dan ya alhamdulillah akhirnya seperti ini gitu,” lanjutnya.
Lebih lanjut Ka Ihan menuturkan bahwa ia ingin membuat anak-anak bersikap baik, jujur dan dapat edukasi melalui cerita.
“Bahwa gini, bahwa anak-anak itu sebenarnya dunianya adalah dunia yang penuh imajinasi. Maka untuk membalut imajinasi itu butuh namanya sebuah cerita yang baik dan tersaji baik maka saya harus terjun ke dunia itu, karena memang dunia ini belum banyak dimasuki oleh beberapa praktisi praktisi pendidikan. Kalo gini juru dakwah atau juru agama kan biasakan masyarakat, yang jadi objeknya adalah orang orang dewasa. Sedangkan anak anak gak ada. Jadi lebih pengen memotivasi bagi anak-anak berbuat baik, berkata jujur, kan gitu kan Itu perlu diedukasi Itu lewat apa lewat cerita,” katanya.
Lewat bercerita ia sudah mendapatkan penghargaan di tingkat nasional.
“Sudah alhamdulillah kemaren itu pas pandemi ngikutin salah satu lomba bercerita tingkat nasional Alhamdulillah juara satu,” tutupnya. (*/Fadila)