Nelayan di PLTU Unit 8 Suralaya Cilegon Keluhkan Pangkalan Yang Menyempit

DPRD Cilegon Idul Adha

CILEGON – Puluhan nelayan di Kawasan Tanjung Pujut, Kelurahan Suralaya, Kecamatan Pulo Merak, Kota Cilegon menempati pangkalan nelayan yang dirasa kurang layak, dan sempit selama belasan tahun terakhir. Dimana lokasi tersebut, tepat berada di belakang PT. Indonesia Power Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Unit 8 Suralaya.

Ketua Rukun Nelayan Tanjung Pujut bernama Mamin mengatakan, ia menjadi nelayan sejak Tahun 1979, tepat diawal pembangunan PLTU unit 1 – 7 Suralaya. Dimana, saat kontraktor mulai masuk untuk melakukan pengerjaan, seluruh nelayan dipindahkan ke Tanjung Pujut.

“Untuk nelayan, PLN hanya memberikan akses masuk. Dulu awalnya pangkalan itu di unit 1-7,” Kata Mamin, Minggu (23/08/2020).

DPRD Pandeglang Kurban

Namun, puncak persoalan menyempitnya pangkalan dimulai Tahun 2007-2008, sebab ada pengurugan laut kurang lebih 700×30 meter. Serta, sebagian nelayan pindah ke Pangkalan di Pantai Kelapa Tujuh.

“Tapi sebagian kaya kami tetep disini,” Jelas warga Lingkungan Pancuran Suralaya tersebut.

Gerindra Banten Idul Adha
Kpu

Sebagai upaya membela hak-haknya untuk mencari rizki, ia bersama nelayan yang lain melayangkan surat ke Pemerintah Daerah, hingga Pemerintah Pusat, namun sama sekali tak mendapat tanggapan.

“Padahal nelayan itu keluar modal sebelum kerja tapi hasilnya gak pasti,” ungkapnya.

Ditempat yang sama, anggota DPRD Daerah Pemilihan (Dapil) Pulomerak – Grogol yakni Erick Rebiin berencana melakukan komunikasi dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon terkait kian menyempitnya Pangkalan Nelayan.

“Saya terpilih dapil sini, saya akui tak pernah mantau kesini. Saya diajak warga untuk kesini,” Kata Ketua Fraksi NasDem-PKB DPRD Cilegon tersebut.

Dalam catatan sejarah, pangkalan tersebut dulu memiliki wilayah yang cukup luas. Namun, pasca ada reklamasi pangkalan nelayan menyempit. Bagi Erick, seharusnya apapun alasannya kehadiran Nelayan itu sangat dibutuhkan, mengingat konsumsi dan kebutuhan ikan di Cilegon cukup tinggi.

“Saya akan komunikasi dengan Pemda, untuk bagaimana nelayan mendapatkan tempat yang layak untuk perahu-perahunya. Mengingat di Cilegon masih didominasi nelayan tradisional,” tutupnya. (*/A.Laksono)

Golkar Banten Idul Adha
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien