PAD Diduga Bocor, Disperindag Cilegon Akan Validasi Jumlah Pedagang Pasar Kranggot

Dprd ied

CILEGON – Mencuatnya dugaan pendapatan asli daerah di Pasar Kranggot yang bocor, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Cilegon akan melakukan kajian ulang dan validasi data pedagang yang aktif.

Data pedagang di Pasar Kranggot dinilai semrawut. Sebab, diketahui data jumlah pedagang harian dan mingguan tidak jelas. Kondisi itu membuat Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) akan melakukan validasi data jumlah pedagang.

Plt. Kepala Disperindag Kota Cilegon, Syafrudin mengatakan, pihaknya akan melakukan validasi ulang kepada seluruh pedagang Pasar Kranggot.

“Minggu ini kita akan buat tim pendataan, tujuannya untuk validasi data pedagang untuk mengetahui potensi retribusi pelayanan pasar di sini, kita melakukan sesuatu sesuai data agar berimbang, supaya ketika diketahui jumlahnya bisa sesuai dengan fakta dan data,” katanya, saat ditemui Fakta Banten di UPTD Pasar Kranggot, Senin (28/6).

dprd tangsel

Syafrudin juga mengatakan dugaan kebocoran ini harus dibuktikan dengan data yang sesuai, Ia menganggap verifikasi data ulang dapat membuktikan potensi pendapatan yang belum terjalin, sehingga akan terbukti kebenarannya.

“Kalau melihat potensi ini memang sangat besar, dugaan yang seharusnya Rp. 877 juta, dari jumlah pedagang 2.438 orang, namun data yang aktif berjualan setiap hari hanya 1.805 orang, sehingga yang di dapatkan Rp. 287 juta, itu sesuai target. Tapi kita akan tetap lakukan verifikasi ulang agar data dan fakta sesuai,” ungkapnya.

“Kita tidak bisa menyimpulkan ada oknum tertentu yang bermain, kita harus buktikan sesuai data, supaya jelas mana yang pasar harian, mingguan ini tidak jelas. Jika terbukti ada pelanggaran, kita akan serahkan ke peraturan yang berlaku,” tambahnya.

Ia berharap, pedagang di Pasar Kranggot dapat cepat terdata, sehingga perolehan PAD dapat diketahui dengan jelas. Ia akan memastikan pendataan ulang ini sesuai prosedur dalam artian tidak ada pihak yang dirugikan.(*/Ihsan)

Golkat ied