Paska Serangan DBD, Lurah Ketileng Cilegon Minta Warga Tingkatkan Kewaspadaan
CILEGON – Hilman, Lurah Ketileng, Kecamatan Cilegon, Kota Cilegon, meminta warganya meningkatkan kewaspadaan sehubungan dengan penyakit DBD yang menyerang empat orang warganya belum lama ini.
Dirinya juga akan meningkatkan giat Jumsih (Jumat Bersih) setiap dua minggu sekali di setiap lingkungan RT di wilayahnya.
DBD diketahui menyerang warga Ketileng setelah adanya giat lintas sektoral yang dilakukan setiap bulan, dimana pihak yang hadir adalah para stakeholder, para Lurah, Kasi PPM, Puskesmas Cilegon dan para Kader.
“Memang Kelurahan Ketileng paling minim yang terserang DBD, tetapi tetap saja kena. Ada empat warga yang kena di lingkungan berbeda,” kata Hilman di lobi Kelurahan, Rabu (28/9/2022).
Karena itu, Hilman meminta bantuan pihak Dinas Kesehatan untuk menerjunkan petugas fogging, kemudian bersama-sama pegawai kelurahan menyisir dan menyemprotkan fogging ditempat sarang-sarang nyamuk berkembang.
“Alhamdulillah, permohonan bantuan fogging direspon. Dan bersama-sama kita melakukan fogging sekaligus bersih-bersih yang menjadi tempat bersarangnya nyamuk untuk menekan penyebaran DBD,” tutupnya.
Diketahui sebelumnya, Kecamatan Jombang menjadi wilayah dengan kasus Demam Berdarah (DBD) tertinggi per Januari-Juli 2022 sebagaimana diungkap Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kota Cilegon dr. Sri Rezeki beberapa waktu lalu.
“Jadi kalau melihat data DBD dari Januari – Juli 2022 kasus tertinggi Kecamatan Jombang dengan jumlah 59 kasus. Cibeber 53 kasus, Grogol 39 kasus, Pulomerak 36 kasus, Cilegon 37 kasus, Purwakarta 29 kasus, Citangkil 30 terkahir Ciwandan 27 kasus,” katanya kepada wartawan.
Meski begitu, penyakit yang disebabkan dari virus dengue melalui gigitan nyamuk itu, dapat dicegah melalui pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di dalam rumah maupun di luar rumah.
PSN bisa dilakukan dengan cara menguras dan menutup penampungan air, mendaur ulang barang bekas yang sudah tidak terpakai, memelihara ikan pemakan jentik nyamuk dan tidak menggantungkan pakaian. (*/Wan)