CILEGON – PT Sentra Usahatama Jaya (SUJ) di Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon, membantah telah menjadi biang dari debu pekat fly ash yang mencemari udara Kecamatan Ciwandan baru-baru ini.
Hal ini diungkapkan manajemen PT SUJ saat dipanggil oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cilegon, untuk dimintai keterangan perihal pencemaran debu fly ash yang diduga hasil dari proses pembakaran batu bara pada plant boiler di perusahaan tersebut.
Pihak PT SUJ yang diwakili Eksternal Relationship Manager, Weldy, mengklaim produksinya tidak menghasilkan debu pekat yang selama ini dituduhkan.
“Perihal berita itu kita perlu cross check lebih dalam apakah memang terjadi? Dan apakah ada warga yang terdampak? Karena kita sudah menyiapkan beberapa alat yakni wind breaking, cleaning reguler, kita juga sudah tertutup untuk tempat pengelolaan batu bara, dan kita juga terus mengontrol indikator pembakaran batu bara,” akunya kepada wartawan faktabanten.co.id, Selasa (17/7/2018).
Weldy juga membantah pernyataan rekannya di manajemen SUJ yang mengakui ada kerusakan boiler, sehingga menyebabkan debu fly ash berterbangan ke pemukiman warga.
“Itukan yang berbicara saudara Dodot sebagai security advisior bukan saya sebagai humas, dan saya tegaskan bahwa tidak ada kerusakan mesin boiler pada prosesnya dan yang perlu digaris bawahi adalah selama SUJ berdiri tidak ada pencemaran udara seperti yang dituduhkan,” tegasnya.
Sedangkan di tempat yang sama Kepala Bidang Penataan dan Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup pada DLH Kota Cilegon, Edi Suhaedi, memaparkan beberapa hasil pertemuan dengan SUJ.
Dinas LH mengaku baru mendengarkan laporan dan informasi sepihak dari manajemen SUJ, dan belum melakukan survei lapangan terkait masalah debu fly ash tersebut.
“Telah ada pertemuan dengan SUJ karena kita panggil, hasilnya pihak perusahaan mengatakan tidak ada pencemaran udara, tidak ada kerusakan mesin boiler, tidak ada warga yang mengadu perihal dugaan pencemaran udara, dan akan diadakan pertemuan lanjutan antara SUJ dengan Plt Walikota Cilegon di kantor Pemkot pada Rabu (18/7/2018) besok,” paparnya.
Ketika dikonfirmasi upaya DLH menyikapi problem tersebut, Edi mengaku bingung, dan kesulitan mengidentifikasi perusahaan mana yang melakukan pencemaran udara.
“Kita sudah melakukan pemanggilan, dan kita juga bingung untuk melakukan uji lapangan mengenai perusahaan mana yang melakukan pencemaran udara, karena di sana banyak perusahaan yang menggunakan batu bara,” katanya.
Sementara menurut perwakilan elemen masyarakat Ciwandan, Isbatullah Alibasja, diakui bahwa telah dilakukan pertemuan antara masyarakat dengan manajemen SUJ, yang difasilitasi oleh DLH Kota Cilegon.
Ditegaskan Isbat, setiap kali masyarakat mengeluhkan masalah tersebut, pihak SUJ selalu berjanji akan mengganti teknologi boiler yang diduga jadi penyebab terjadinya pencemaran debu fly ash.
“Soal debu batu bara memang sudah menjadi persoalan sejak lama, masyarakat sekitar sempat mempertanyakan soal ini, dulu sempat kita rapat di Dinas Lingkungan Hidup Kota Cilegon, pihak SUJ berencana mengganti boiler mereka,” tegasnya ketika dimintai pendapat via Whatsapp, Selasa (17/7/2018).
Isbat juga mengaku kesal dengan janji-janji yang disampaikan manajemen SUJ, sedangkan problem pencemaran debu fly ash tersebut selalu kembali berulang.
“Hingga hari ini jadwal penggantian boilernya belum jelas,” katanya. (*/Doa-Emak)