Loading...

Pengadaan Paket Sembako, Pemkot Cilegon Masih Utang ke Penyedia Rp3 Miliar Lebih

CILEGON – Di tengah sejumlah keluhan dan pertanyaan publik soal bantuan sembako yang baru saja diberikan ke masyarakat per hari Rabu (20/5/2020) kemarin, Pemerintah Kota Cilegon melalui Dinas Sosial menjelaskan bahwa pihaknya pada tahap 1 ini telah menggelontorkan 16 ribu paket sembako untuk bantuan warga terdampak covid-19.

Setiap warga terdampak mendapatkan bantuan paket sembako yang terdiri dari beras premium 5 kilogram, gula kemasan 1 kilogram, Kecap 2 botol, Mie Instan 10 bungkus dan makanan cepat saji 2 kaleng.

Baca juga : Akui Ada Beras Peket Sembako Tak Layak Konsumsi, Dinsos Cilegon Siap Ganti

Diketahui sebelumnya bahwa dari data yang diterima Fakta Banten, untuk setiap paket sembako tersebut Pemkot Cilegon menganggarkan pagu sebesar Rp 200.000, namun Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial (Rehsos) pada Dinsos Cilegon, Edwar Susanto yang sekaligus juga sebagai Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) menjelaskan, bahwa pengadaan paket sembako bantuan ini menyerap anggaran sebesar Rp188.500 per paket.

Edwar juga menjelaskan bahwa untuk memenuhi bantuan bantuan sembako tersebut, pihaknya harus berhutang terlebih dahulu kepada pihak ketiga mencapai Rp 3 Miliar lebih, mengingat saat ini dana pada kas daerah tidak memadai.

“Karena kas kosong makanya kami putar otak mencari solusi yang terbaik untuk memenuhi bantuan kepada masyarakat, yakni dengan berhutang kepada penyedia sebesar Rp 3 M lebih dengan kalkulasi Rp188.500 X 16 ribu orang penerima,” jelas Edwar saat dihubungi via telepon genggamnya, Kamis (21/5/2020).

Edwar juga menjelaskan dalam penyediaan paket sembako ini pihaknya bekerjasama dengan 5 penyedia sebagai pihak ketiga. Meski harus berhutang, karena bantuan ini bersifat urgent maka resiko ini tetap diambil oleh Dinsos, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

“Ada lima penyedia yang telah membantu dan bekerjasama dengan kita yakni bersedia diutangin dulu sama kita, dengan catatan kapan mau dibayar itu tergantung ada atau tidak kas yang kita punya,” ungkapnya.

Kendati begitu, Edwar tidak menjelaskan secara rinci siapa kelima vendor penyedia paket sembako tersebut.

Edwar kembali menegaskan bahwa Dinsos bergerak cepat untuk pengadaan sembako ini meski belum tersedia anggaran, karena semata-mata hanya untuk membantu masyarakat.

“Kami harus bergerak cepat untuk menanggulangi masalah ini, agar masyarakat tenang dan kondusif,” katanya.

Ketika disinggung banyaknya keluhan masyarakat terkait beras yang dibagikan tidak layak konsumsi, Edwar mengakui bahwa hal itu di luar pantauan pihaknya, karena menjadi tanggungjawab pihak ketiga.

Dia hanya menegaskan bahwa terkait keluhan beras yang tidak layak konsumsi, pihak penyedia sudah sepakat untuk mengganti beras yang telah beredar dengan beras yang lebih baik.

“Ya, tadi kami mendengar ada keluhan dari masyarakat terkait beras yang didistribusikan tidak layak untuk dikonsumsi, makanya kami langsung berkoordinasi dengan pihak penyedia dan alhamdulillah semua beras yang telah didistribusikan ditarik langsung oleh pihak penyedia dan diganti dengan beras yang layak,” imbuhnya.

Dijelaskan Edwar, ada dua Kelurahan yang pada Rabu malam tadi langsung meminta penggantian beras, yakni di Kelurahan Pabean, Kecamatan Purwakarta, dan rencananya Kamis besok di Kelurahan Masigit, Kecamatan Jombang.

“Jadi tidak ada maksud apa-apa, setiap ada pengaduan soal bantuan sembako ini kami langsung bergerak cepat dengan mengganti beras tak layak menjadi layak,” pungkasnya. (*/Red/Angga)

DPRD Cilegon Buruh
WhatsApp us
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien