Ratusan Pelajar dan Yatim di Cilegon Deklarasi Anti Tawuran dan Kota Ramah Anak 

BI Banten Belanja Nataru

 

CILEGON – Brigade Pelajar Islam Indonesia (PII) Banten tak hanya sekadar menggelar acara nonton bareng (nobar) gratis film Bila Esok Ibu Tiada pada Kamis (21/11/2024) malam.

Setelah film usai, lebih dari 100 pelajar dan anak yatim yang hadir turut berpartisipasi dalam deklarasi Anti Tawuran dan Kota Ramah Anak, sebuah inisiatif untuk menanamkan semangat kedamaian dan kesadaran sosial di kalangan generasi muda.

Deklarasi ini berlangsung di Studio 2 Bioskop XXI Transmart Cilegon, dipimpin oleh Pjs. Komandan Brigade PII Banten, Hery Yuanda.

Dalam deklarasi tersebut, para peserta membacakan ikrar bersama yang menegaskan komitmen mereka untuk menjunjung nilai-nilai persaudaraan, menolak kekerasan, dan menciptakan lingkungan yang ramah anak.

Berikut adalah Isi deklarasinya :

Kami, pelajar islam Indonesia, dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab, menyatakan:

1. Kami pelajar islam Indonesia, bertanah air satu, tanah air tanpa kekerasan.

2. Kami pelajar islam Indonesia, berbangsa satu, bangsa yang menjunjung persaudaraan dan kedamaian.

3. Kami pelajar islam Indonesia, berbahasa satu, bahasa yang santun, damai, dan menghormati sesamanya.

Kami berjanji untuk menolak segala bentuk tawuran, menciptakan lingkungan yang ramah anak, dan berkontribusi dalam menjaga keharmonisan bangsa demi Indonesia yang lebih baik.

Pijat Refleksi

Pjs. Komandan Brigade PII Banten, Hery Yuanda, dalam wawancaranya mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan langkah konkret untuk menciptakan pelajar yang tidak hanya cerdas, tetapi juga peduli terhadap lingkungan sosial.

“Kami ingin pelajar memahami bahwa kekerasan bukanlah solusi. Banyak kegiatan positif yang bisa dilakukan di waktu luang para remaja atau pelajar. Dan PII siap mewadahi aspirasi-aspirasi, ide-ide kreatif mereka dan apa yang ingin mereka lakukan. Tentunya ka arah yang positif ya. Dan dengan deklarasi ini juga kami berharap mereka menjadi agen of change atau agen perubahan yang mampu menciptakan lingkungan aman dan harmonis di sekolah maupun masyarakat,” ujar Hery.

Lebih lanjut, Hery juga mengucapkan terimakasih atas dukungan dari Produser House (PH) Film Bila Esok Ibu Tiada, sehingga rangkaian acara bisa dilaksanakan dengan lancar tanpa hambatan.

“Deklarasi ini sebenernya tidak akan terjadi secara meriah, inovatif, unik, dan menarik bagi pelajar jika pihak official Bila Esok Ibu Tiada tidak memberikan dukungannya. Maka dari itu saya mewakili panitia sangat-sangat mengucapkan banyak terimakasih,” imbuh Hery.

Anisa, Koordinator Bidang Eksternal dari Organizing Committee, menjelaskan bahwa deklarasi ini juga diikuti oleh sesi simbolis berupa cap tangan warna-warni di atas kanvas, sebagai tanda komitmen peserta.

“Kami sengaja menyiapkan spanduk besar, di mana peserta, termasuk anak-anak yatim, memberikan cap tangan mereka sebagai simbol komitmen untuk menjauhi kekerasan dan mendukung lingkungan ramah anak,” kata Anisa.

Sementara itu, Quil, Koordinator Bidang Acara, menyebut bahwa sesi ini menjadi momen yang paling berkesan.

“Setelah menonton film yang penuh pesan moral, anak-anak diajak untuk mencerminkan nilai-nilai tersebut dalam deklarasi dan aksi simbolis ini. Melihat semangat mereka, saya yakin Cilegon bisa menjadi pelopor kota ramah anak,” tutur Quil.

Terakhir, Nadia, salah satu peserta dan panitia dari SMAN 1 Cilegon, merasa bangga bisa menjadi bagian dari kegiatan ini.

“Deklarasi ini menyadarkan saya tentang pentingnya menciptakan lingkungan yang aman untuk kita semua. Tawuran hanya akan merugikan kita sendiri. Saya ingin terus berkontribusi agar Cilegon menjadi kota yang damai,” ungkapnya.

Kegiatan ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk produser film Bila Esok Ibu Tiada, yang juga mengapresiasi inisiatif Brigade PII Banten. ***

PJ Gubernur Banten
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien