CILEGON – Serikat pekerja Awak Mobil Tangki (AMT) Pertamina lakukan aksi tidak berangkat kerja, serikat ratusan supir ini berkumpul di satu titik di Depo Pertamina Tanjung Gerem, Kota Cilegon.
Selain menuntut kompensasi shift kerja, para supir tangki ini juga menyesalkan salahsatu rekannya yang ditahan pihak kepolisian. Ketua Serikat Pekerja AMT Depo Tanjung Gerem Ardi Ardian mengatakan, tuntutan tuntutan temen-temen AMT, yang tak pernah diberikan kompensasi. Mereka pun telah melakukan upaya-upaya seperti, perundingan melalui serikat.
“Tapi sampai saat ini perusahaan tak membuka perundingan, malah dituduh melakukan memprovokasi seperti, kordinator lapangan serikat buruh melerai perkelahian antara AMT,” jelasnya, Jum’at (15/1/2021).
Sebagai aksi protes, pihaknya tak berangkat kerja, serta manajemen saat ini sedang dipanggil. Ia menjelaskan, ada satu AMT yang melerai malah dilaporkan dengan tuduhan pengeroyokan.
“Itu sampai saat ini belum keluar (bebas) itu salah satu pemicu,” tuturnya.
Mereka juga berkeinginan, ketika perjanjian kerja tak memuat kompensasi shift, dan tak diperkerjakan shift. Namun realitasnya, para AMT dipekerjakan shift, sehingga harus dibayar atas hal itu.
“Tapi kenyataannya, dipekerjakan shift maka kompensasi harus dibayar. Xan truk ini sub-kontraktor dari PT. Garda Utama Nasional,” pungkasnya.
Dari pantauan di lapangan ratusan mobil tangki Pertamina berjejer di lokasi, dan wartawan masih menunggu konfirmasi manajemen. (*/A.Laksono).
