Rumah-rumah Tak Layak Huni di Tengah Megahnya Proyek PLTU Suralaya Cilegon

BI Banten Belanja Nataru

CILEGON – Sebagai kota dengan keberadaan ratusan industri raksasa yang sangat signifikan mendongkrak peningkatan APBD. Tentu rasanya sangat tidak pantas bila masih terdapat warga miskin yang tinggal di rumah yang sudah sangat tidak layak huni.

Apalagi jika keberadaan rumah tak layak huni itu berada di wilayah yang banyak industri berdiri. Sebab selain program pemerintah, industri melalui Corporate Social Respondsibilty (CSR) juga memiliki kewajiban untuk mengentaskan kemiskinan yang ada di sekitarnya.

Namun kondisi memprihatinkan dan miris terlihat pada beberapa rumah warga Link Kotak Malang RT.01/05 Kelurahan Suralaya, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon.

Di wilayah tersebut padahal berdiri megah industri pembangkit listrik milik negara, yakni PLTU milik PT Indonesia Power (IP). Bahkan saat ini juga tengah berlangsung Mega Proyek pembangunan Unit 9-10 PLTU Suralaya dengan nilai investasi 40 triliun rupiah.

Pantauan Fakta Banten, di tengah gegap gempitanya pembangunan industri, ternyata ada sekitar 5 keluarga di Lingkungan Kotak Malang Suralaya yang tinggal di rumah yang bukan hanya tidak layak huni, tapi kondisinya sudah mengkhawatirkan. Rumah-rumah ini berada sangat dekat lokasi proyek dibangunnya Unit 9-10 PLTU Suralaya.

Nampak tembok bangunan rumah-rumah warga itu terbuat dari bahan kayu triplek, dan juga bilik bambu. Atapnya sebagian dari genteng, dan sebagian lagi dari bahan seng dan juga asbes. Dua rumah diantaranya bahkan lantainya pun masih tanah. Bahkan ada satu penghuninya, merupakan seorang nenek tua yang sudah renta, yang kondisinya sudah mulai sakit-sakitan.

Seorang nenek tua hidup susah dan sakit-sakitan di rumah tak layak huni di Kelurahan Suralaya, Kota Cilegon / Dok

Kondisi memprihatinkan di lingkungan ini, sebagai diungkapkan oleh salah seorang warga setempat, yang enggan disebutkan namanya, kepada redaksi faktabanten.co.id, Jum’at (3/8/2018).

Pijat Refleksi

“Pemilik rumah ini sudah sering difoto dimintain data berupa foto copy KTP. Tapi katanya sampai sekarang (bantuan) tidak ada kabar berita atau realisasinya,” ungkap sumber Fakta Banten di lapangan.

Tidak kunjung datangnya bantuan dari pihak terkait, baik Pemerintah Kota Cilegon maupun dari kalangan industri, mungkin sudah membuat warga miskin ini jengah karena selama ini yang didapat hanyalah janji-janji dari pihak tertentu.

“Kata mereka sempat bicara sudah bosan dengan foto dan data karena sudah sering dimintanya. Mungkin mereka juga sudah enggak percaya sama orang yang mengambil data atau foto,” ujar sumber Fakta Banten ini.

“Kalau nenek ini sudah nggak bisa jalan kang. Sampai tadi pagi saya datang ngebangunin dulu dari tempat tidurnya, lagi merasakan kesakitan karena sudah tidak bisa bangun kang,” terangnya, sembari menunjukkan kediaman nenek yang dikenal bernama Bangari tersebut.

Selain itu, sumber Fakta Banten ini juga mengirimkan data-data nama warga berikut foto-foto rumah warga miskin di Kotak Malang tersebut. Ia berharap setelah diberitakan ada pihak terkait yang terpanggil hatinya untuk bisa membantu.

“Yang nenek itu namanya Bangari (1), dan pemilik rumah yang lainnya bernama Unus (2), Maskan (3), Wangki (4), Rebidin (5). Mereka sangat membutuhkan bantuan kang, yang dua kondisi rumahnya masih tanah lantainya kang,” harapnya.

Lokasi lahan persiapan proyek Unit 9-10 PLTU Suralaya di Kota Cilegon / Dok

Miris memang, Cilegon sebagai kota industri dan bahkan sudah dijuluki ‘Kota Dollar’, namun faktanya masih terdapat ketimpangan ekonomi dan sosial di dalam masyarakatnya. (*/Ilung)

[socialpoll id=”2513964″]

PJ Gubernur Banten
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien