Saham Chandra Asri Pacific Diborong Investor Asing, Ada Apa?
CILEGON – Saham emiten Prajogo Pangestu, PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) menguat 3,47% ke Rp 8.950 pada perdagangan 7 Oktober 2024 kemarin. Sebanyak 10,29 juta saham TPIA ditransaksikan, frekuensi 4.610 kali, dan nilai transaksi Rp 90,8 miliar.
Saham Chandra Asri bangkit setelah pada perdagangan 3 dan 4 Oktober selalu ditutup memerah masing-masing -1,12% dan -1,98%.
Kenaikan saham TPIA juga membuatnya ada di nomor 1 top leaders IHSG kemarin dengan memberikan kontribusi +10,86 poin. Di mana asing mencatatkan net buy Rp 43,1 miliar.
Sementara itu, emiten Prajogo Pangestu, Chandra Asri Pacific (TPIA) menargetkan akuisisi aset kilang minyak Shell Energy and Chemicals Park (SECP) dari Shell Singapore Pte. Ltd. rampung pada akhir tahun ini.
Aksi TPIA bersama mitranya, Glencore Plc, itu diyakini berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional sekaligus upaya TPIA menuju pemain global.
Direktur Utama & CEO Chandra Asri Group Erwin Ciputra menyampaikan, Chandra Asri dalam mengambil setiap keputusan bisnis selalu bertujuan untuk memberikan manfaat bagi Indonesia.
“Chandra Asri Group berkomitmen menjadi mitra pertumbuhan bagi Indonesia. Langkah strategis untuk mengakuisisi aset SECP merupakan salah satu kontribusi kami terhadap pengembangan industri lokal dan pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujar Erwin dalam keterangan resminya, Jumat (4/10/2024).
Selain itu, Erwin menambahkan, akuisisi tersebut juga sejalan dengan strategi pertumbuhan Chandra Asri Group untuk menjadi pemain global, sekaligus memperluas bisnis perseroan di sektor energi, kimia, dan infrastruktur bukan hanya di Indonesia tetapi juga di luar negeri.
Karena itu, aksi korporasi ini bertujuan untuk mendukung Indonesia dalam meningkatkan ketahanan energi dan memenuhi permintaan yang terus meningkat untuk produk kimia.
Melalui SECP, Erwin bilang, Chandra Asri Group akan menyediakan produk petroleum, termasuk bensin, bahan bakar jet, gas oil, dan bitumen untuk mendukung berbagai industri di Indonesia.
Emiten konglomerat Prajogo Pangestu ini juga akan membantu mengisi kekurangan pasokan produk kimia, seperti MEG, polyol, serta ethylene, propylene, dan styrene monomers, untuk mendukung proses manufaktur di negara ini.
Erwin meyakini, hal tersebut akan memastikan pasokan energi Indonesia tetap terjamin serta mengurangi ketergantungan pada entitas asing.
“Akuisisi ini diharapkan dapat berdampak positif bagi perekonomian Indonesia. Hasil usaha yang didapatkan dari SECP akan direpatriasi dan diinvestasikan kembali untuk pembangunan industri dalam negeri, yang akan berkontribusi signifikan terhadap pendapatan pajak nasional, baik dari pajak perusahaan maupun pajak individu,” imbuh Erwin. (*/Red)