Sekolah Diliburkan Akibat Corona, Pedagang Kecil di Cilegon Merugi
CILEGON – Para pedagang di lingkungan Sekolah merugi bahkan tidak ada penghasilan semenjak kebijakan yang mengharuskan siswa SD, SMP dan SMA libur selama 2 Minggu akibat wabah virus corona.
Dari pantauan faktabanten.co.id di lapangan, tidak ada aktivitas yang di lakukan para pedagang di lingkungan sekolah, kedai – kedai semuanya kosong yang ada hanya meja dan gerobak para pedagang yang ditinggal oleh para pedagang.
Asep (42 Tahun) salah seorang pedagang Agar-agar yang sering mangkal di SD Negeri Cilegon 1, mengaku harus berdiam diri di rumah kontrakannya akibat kebijakan pemerintah yang meliburkan siswa sekolah.
Dan Ia juga mengaku bingung apa yang harus dilakukanya. Karena menurutnya berjualan di Sekolah adalah sumber penghidupannya.
“Ya, mau gimana lagi, kang, ini sudah kebijakan Pemerintah,” ujarnya kepada faktabanten.co.id, Rabu (18/3/2020).
Asep menjelasakan, biasanya sebelum kebijakan itu terjadi dalam sehari ia dapat meraup keuntungan sebesar Rp 100 ribu perhari, namun sudah tiga hari ini tidak ada penghasilan yang di raupnya.
“Sebelum kebijakan ini berlaku saya mendapat keuntungan Rp 100 ribu perhari, dan dari penghasilan itu cukup untuk menghidupi istri dan ketiga anak saya, tapi setelah libur sekolah ini boro – boro penghasilan bahkan yang ada pun sudah habis untuk biaya hidup,” katanya.
Hal senada juga dikatakan Romlah seorang pedagang minuman ringan. Ia mengaku semenjak kebijakan libur sekolah aktivitas berjualan terhenti.
“Dari Senin kemarin saya sudah tidak berjualan lagi, apa lagi sekolah saya berjualan semua siswanya libur, ya saya mah nunggu nasib aja,” kata Romlah yang mengaku seorang janda dan beranak tiga ini.
Kebijakan libur ini tambah Romlah infonya dua pekan, kalau ini liburnya dua pekan ia mengaku bingung harus berbuat apa, sedangkan penghasilan tambahan tidak ada selain menjual minuman ringan di Sekolah.
“Saya berharap libur Sekolah jangan lama – lama kalau liburnya lama saya bingung untuk biaya hidup, “katanya (*/Red/RT)