Semester I 2024, Chandra Asri Raup Pendapatan Rp 14 Triliun
JAKARTA – PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) mencatatkan pendapatan US$ 866 juta atau setara Rp 14 triliun pada semester I-2024, lebih rendah dibanding periode sama 2023 yang sebesar US$ 1 miliar.
Kondisi global yang cukup menantang dan pemeliharaan terjadwal (turnaround maintenance/TAM) turut memengaruhi kinerja perseroan.
Sepanjang Januari-Juni 2024, volume penjualan Chandra Asri secara keseluruhan turun menjadi 91 kilo ton (KT) dibanding periode sama tahun lalu yang sebanyak 105 kilo ton (KT).
“Hasil kami sebagian besar dipengaruhi oleh kondisi pasar global yang penuh tantangan dan pemeliharaan terjadwal TAM pada kuartal II-2024. Pemeliharaan rutin ini memastikan keandalan, keselamatan, dan kepatuhan terhadap regulasi dari fasilitas kami,” kata Direktur Chandra Asri Group, Suryandi dalam keterangan resmi, Rabu (31/7/2024).
Dia melanjutkan, TAM melibatkan tim berpengalaman yang melakukan perbaikan kritis dan mengintegrasikan fasilitas baru guna mendukung pertumbuhan di masa depan.
Maka dari itu, Chandra Asri terus fokus dan menjalankan strategi untuk mencapai pertumbuhan eksponensial dan berkelanjutan.
Di tengah penurunan pendapatan, perseroan mampu melakukan efisiensi dari US$ 1 miliar pada semester I-2023 menjadi US$ 853 juta.
Efisiensi beban ini terjadi berkat menurunnya produksi Chandra Asri sehubungan dengan TAM terjadwal yang dijalankan perseroan pada kuartal II-2024.
Adapun arus kas yang digunakan oleh emiten berkode saham TPIA tersebut untuk aktivitas operasional selama semester I-2024 sebesar US$ 309 juta dibanding periode sama tahun sebelumnya US$ 346 juta.
Kemudian, arus kas digunakan untuk aktivitas investasi pada semester I-2024 sebesar US$ 23,5 juta dibanding pada periode sama tahun sebelumnya US$ 463,2 juta.
Sementara itu, arus kas yang diperoleh TPIA dari aktivitas pendanaan tercatat sebesar US$ 30,2 juta pada paruh pertama tahun ini dari sebelumnya US$ 177,6 juta.
Suryandi mengungkapkan, Chandra Asri Group mempertahankan liquidity pool yang kuat per Juni 2024 sebesar US$ 2,2 miliar. Struktur liquidity pool terdiri atas kas dan setara kas sebesar US$ 1,1 miliar, surat berharga senilai US$ 0,9 miliar, dan available committed revolving credit facilities sebesar US$ 0,2 miliar.
Bukan hanya itu, dari sisi EBITDA, perseroan juga mencetak EBITDA positif sebesar US$ 18 juta pada semester I-2024.
Pada Mei 2024, Chandra Asri Group dan Glencore Plc telah menandatangani perjanjian untuk mengakuisisi seluruh kepemilikan Shell Singapore Pte Ltd di Shell Energy and Chemicals Park Singapore (SECP). Melalui CAPGC, Chandra Asri Group menjadi pemegang saham mayoritas perusahaan joint venture. Sedangkan minoritas saham digenggam Glencore.
Akuisisi tersebut mencakup kilang dengan kapasitas 237.000 barel per hari, ethylene cracker berkapasitas 1,1 juta metrik ton di Pulau Bukom, dan aset kimia hilir di Pulau Jurong.
Transaksi yang ditargetkan rampung pada akhir 2024 ini diharapkan dapat meningkatkan kehadiran dan kapabilitas regional Chandra Asri Group (TPIA), memperkuat keunggulan kompetitif kedua perusahaan sekaligus memperluas peluang di kawasan. (*/Investor)