Sistem Online Dikeluhkan, Pengguna Jasa Pelabuhan Merak Minta Diberikan Kebebasan
CILEGON -Pengguna jasa penyeberangan Merak PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Utama Merak seharusnya di berikan kebebasan dalam pembelian tiket penyeberangan dari Pelabuhan Merak menuju Pelabuhan Bakauheni Lampung, karena sistem yang diterapkan pihak ASDP saat ini secara online belum maksimal, demikian dikatakan Asir Muhammad Ketua Indonesian National Ferryowners Association (INFA), Cabang Merak. Kamis (16/4/20).
Asir menjelaskan, pihaknya mengeluhkan penerapan sistem online kepada seluruh pengguna jasa penyebrangan, termasuk supir angkutan barang. Hal itu karena tidak semua supir angkutan dan penumpang memiliki fasilitas handphone android untuk pemesanan tiket secara online. Akibatnya, supir angkutan kebingunan setiap kali pemesanan tiket.
“Kenapa kebijakan online ini harus dipaksakan. Tidak semua pengguna jasa penyebrangan itu memiliki fasilitas Android untuk memesan tiket online,” katanya kepada wartawan.
Disisi lain, imbuh Asir, pihaknya juga mengeluhkan adanya tambahan adminitrasi bank sebesar Rp3 ribu dan biaya adminitrasi koperasi Rp2 ribu. Hal itu dinilai tidak masuk akal.
“Ada biaya tambahan, dan itu memberatkan, alasannya juga tidak tepat untuk adminitrasi bank dan koperasi. Hal itu menurut saya harus di kaji,” paparnya.
Asir memaparkan, adanya penerapan sistem tiket online seluruhnya bagi penguna jasa penyebrangan harus dikaji kembali. Pasalnya secara infrastruktur di pelabuhan sendiri masih minim, termasuk tiket juga belum bisa dipesan di sejumlah minimarket atau penjualan online lainnya. Hal itu terlihat dari masih banyaknya antrian truk dan kendaraan umum di loket masuk.
“Kalau semua kaku dan dipaksakan, sementara masyarakat terutama para sopir truck belum siap. Termasuk sejumlah infrastruktur juga dinilai belum siap. “Apakah ini tidak menjadi perhatian kita semua. Bahwa sebenarnya dengan memaksakan online tiket ini bahwa sebenarnya kita menciptakan ancaman Penyeberangan Merak Bakauheni itu sendiri,” imbuhnya.
Selain itu, adanya pemberlakukan sistem online terpadu, papar Asir, juga diprediksi akan berdampak kepada perusahaan pelayaran karena kakunya sistem online.
“Tapi kalau justru menjadi kesulitan bagi Pengguna jasa, apa yg bisa dilakukan & menjadi value bagi masyarakat dan perusahaan pelayaran.” Paparnya.
Menurut Asir, tujuan dibuatnya tiket terpadu adalah untuk menjaga stabilitas serta tidak terjadi perang harga, dua hal pokok inilah yang menjadi tiket terpadu, sehingga tidak ada perang harga masing-masing perusahaan.
“Kalau model ini terus dilakukan (pemaksaan tiket online). Bagaimana kalau pada akhirnya masing-masing perusahaan pelayaran akan menjual tiket masing-masing,” ujarnya. (*/Red)