Terdampak Corona, Usaha Kue Gipang ‘Ika Ke’ Khas Cilegon Siap Bangkit
CILEGON— Keberadaan Usaha Kecil Menengah (UKM) makanan ringan “Ika Ke” masih terus eksis memproduksi kue khas Cilegon, meski sempat ikut terdampak pandemi Covid-19 sejak beberapa bulan lalu.
UKM yang berlokasi di Link. Cilentrang RT 02/01, Kelurahan Purwakarta, Kecamatan Purwakarta ini, dirintis oleh Djumati Sholehah dengan disupport oleh sang suami tercintanya, yang bermula seringnya mengikuti pelatihan untuk meningkatkan kualitas, kemasan dan pemasaran produk kue atau makanan khas daerah.
Disebut Ika Ke, karena sang pemilik Djumati kerap dipanggil Ika dan kata Ke merupakan serapan bahasa Cilegon yang berarti “Nih”. Dan dengan nama Ika Nih, sang pemilik terinspirasi membuat hak cipta atas produknya yang kini sudah merambah hingga berbagai daerah.
Usaha rumahan yang dirintis sejak tahun 2013 ini, selain produk andalannya Gipang Singkong dengan varian rasa, Ika Ke juga memproduksi kue khas Cilegon lainnnya yang dalam beberapa kesempatan lomba UKM pernah menjadi juara dan penghargaan, baik di tingkat Kota Cilegon maupun Provinsi Banten.
“Gipang emang umumnya bahan dari ketan, saya kreatif untuk memanfaatkan Singkong bahan yang melimpah di sini, Singkong juga ada 7 manfaat untuk kesehatan. Awalnya saya ke mana-mana bawa tester mengenalkan gipang saya dan kartu nama. Alhamdulillah dinas-dinas membina, dan mengarahkan kita uji lab kadaluarsa, label halal dan rekomendasi untuk pemasaran,” kata Djumati, saat ditemui ditempat usaha rumahannya, Selasa (23/6/2020).
“Disebut Gipang Singkong karena bahan utamanya dari Singkong. Jenis produk andalan gipang memiliki 9 varian hasil inovasi. Ada rasa kacang, anggur, duren, bawang original strowberi melon jeruk dan mocca,” imbuhnya.
Saat situasi normal, usaha rumahan yang sudah merekrut 3 orang karyawan yang merupakan tetangganya. Dalam sebulannya Djumati mampu menjual produk Gipang Singkong hingga 1000 toples. Mulai toples ukuran kecil seharga Rp. 15.000 dan Toples besar ukuran 700 gram seharga Rp. 50.000. Baik melalui pesanan dan pembeli yang datang langsung ke tempatnya.
“Produk mah sudah ke jual hingga ke luar daerah, Lombok Palembang. Orang dinas, pabrik-pabrik juga suka pesan Gipang Singkong, ada yang bayar cash ada juga via transfer. Tapi sejak ada corona kemarin sempat anjlok hingga 90 persen omset anjlok. Lebaran kemarin mulai ada geliat, dan sekarang kita siap bangkit,” tuturnya.
Dan soal rasa, tidak diragukan lagi, wartawan yang coba mencicipinya rasa gurih dan legit langsung terasa di lidah. Baluran Kacang Tanah berpadu dengan rasa singkong yang digoreng cripsy.
Lebih lanjut, Djumati menjelaskan soal produk makanan ringan lainnya yang tak kalah banyak peminatnya. Seperti Intip atau Kerak Nasi dan Kripik Singkong.
“Produk lainnya ada Intip, bahannya kita beli dari warga Cilentrang, kita kasih warga pendil (panci,-red) agar masak tidak dengan pemanas. Dan nanti kita datangi untuk membeli intipnya, caranya tinggal digoreng dengan suhu tertentu, kalau Kripik Singkong di sini melimpah, dan ada juga yang dari gunung,” jelasnya.
“Semua produk kita kemas dengan cantik dan menarik,” imbuhnya.
Sambil mengajak warga lainnya ikut menggeluti usaha rumahan, Djumati berharap, di lingkungannya bisa terwujud sentra usaha Gipang Singkong, terlebih ke depan, ia juga bercita-cita di wilayahnya bisa ada pusat oleh-oleh.
“Kita ajak warga lain juga bisa manfaatkan singkong dan mengolahnya. Harapan saya bisa jadi sentra usaha Pipang Singkong Cilentrang. Dan setelah JLU jadi buat pusat oleh-oleh,” tutupnya.
Bagi kawan fakta yang penasaran dengan rasa Gipang Singkong Ika Ke, bisa datang langsung ke alamat tersebut di atas atau browsing lokasi melalui Google Maps. (*/Ilung)