Terkait Dugaan Bullying di SMAIT RJ Cilegon, Ini Klarifikasi Kepsek

Kpps cilegon

 

CILEGON – Kiki Maullidina, Kepala Sekolah SMAIT Raudhatul Jannah Kota Cilegon, menepis kabar adanya dugaan bullying yang terjadi terhadap salah satu siswa.

Hal tersebut disampaikan Kiki, seusai menginisiasi mediasi terkait persoalan hilangnya sebuah handphone di lingkungan sekolah.

Sejak persoalan muncul, pihak RJ mengaku sudah merespon persoalan tersebut. Pemulihan nama baik juga akan dilakukan setelah tahapan penanganan selesai.

Upaya wali kelas dan Guru BK beserta psikolog sudah dilakukan, meski wali murid tidak bersedia karena alasan sudah menyiapkan psikolog sendiri.

“Sebetulnya itu sudah kami respon ya. Memang tidak merespon langsung ke media, akan tetapi kami merespon dengan surat pemberitahuan resmi kepada seluruh warga sekolah, bahwa berita itu tidak benar,” ujar Kiki, di ruang kerjanya, Senin (9/9/2024).

Karena itu, dia berharap kepada semua Wali murid jika menemukan permasalahan apapun terkait dengan putra-putrinya perlu bersikap extra sabar dan mempercayakan kepada pihak sekolah.

Protokol Cilegon Maulid

Kiki mengklaim bahwa pihak sekolah sangat berhati-hati dalam mengurai persoalan anak didiknya, mengingat pihak RJ memiliki sistem dan mekanisme sendiri dalam penanganan kasus.

“Kami tidak abai, tapi memang kami punya mekanisme sendiri dalam meyelesaikan permasalahan. Dan alhamdulillah, mediasi hari ini yang dihadiri langsung Kepala Dinas DP3AP2KB dan Kepala UPT PPA, Unit Binmas Polsek Cibeber, kedua belah pihak wali murid, Saksi wali murid, dan pihak terkait lainnya, semuanya sudah clear,” tambah Kiki.

Di tempat yang sama, Endang Hanimah, Kepala Divisi Pendidikan Raudhatul Jannah menambahkan, RJ merupakan sekolah yang sudah berlabel Sekolah Ramah Anak. Dimana didalamnya, pihak sekolah mengupayakan anak-anak didik merasa nyaman dan senang saat belajar di sekolah. Selain itu, RJ juga mengutamakan pendidikan karakter. Karena, dengan pendidikan karakter yang baik, maka nilai akademik dipastikan akan mengikuti.

“Kalaupun ada kasus-kasus yang terjadi di sekolah, tidak tertutup kemungkinan sebagus apapun sekolah, ada saja sikap-sikap anak yang mungkin perlu kita tangani, dan tidak pernah ada hukuman terhadap anak. Karena kita sudah berlabel Sekolah Ramah Anak,” kata Endang.

Selain itu, upaya pencegahan sudah dilakukan, seperti parenting, podcast dan program-program anti bullying atau penyadaran terhadap anak yang sudah melakukan kesalahan.

“Dengan adanya peristiwa ini, mudah-mudahan bisa menjadi pembelajaran. Mungkin kami juga ke depan harus lebih aware lagi, menata kembali hubungan dengan para orang tua yang karakternya memang tidak semua sama,” terang Endang.

Karena itu dia meyakini, tidak akan terjadi bullying di RJ, dikarenakan hal tersebut menjadi program sekolah yang selalu didengung-dengungkan. Dan mereka para siswa dikelas masing-masing sudah membuat komitmen bahwa tidak boleh ada perilaku kekerasan bullying yang bisa membuat anak-anak merasa tidak nyaman di kelas.

Peristiwa diatas, bermula adanya kehilangan sebuah handphone, kemudian munculah kabar dugaan bullying terhadap salah satu siswa yang mana orangtuanya tidak terima, sehingga pihak sekolah dituntut segera menyelesaikan persoalan tersebut. Dengan mediasi yang dilakukan bersama semua pihak terkait, persoalan menjadi terselesaikan sebagaimana harapan sekolah dan wali murid. (*/Wan)

Bawaslu serang
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien