Terkait “Parkir Liar” di Alun-alun Kota Cilegon, Begini Kata Tukang Parkirnya
CILEGON – Sejak dilakukan uji coba tarian air mancur warna-warni pada Alun-alun Kota Cilegon beberapa waktu yang lalu, keberadaannya kini sudah ramai dikunjungi oleh warga Cilegon, sehingga menimbulkan persoalan baru yakni parkir kendaraan pengunjung yang dimintai biaya oleh beberapa pemuda
Sebagaimana dalam berita faktabanten.co.id sebelumnya, dimana hal ini dikeluhkan oleh beberapa pengunjung yang merasa keberatan dimintai biaya parkir tanpa adanya karcis.
Ketika dikonfirmasi, Arman, salah satu tukang parkir mengatakan, pihaknya hanya untuk mengamankan kendaraan pengunjung saja.
“Nggak ada yang nyuruh, kita kan bantu ngamanin motor juga helm pengunjung,” ujarnya singkat, saat ditemui di sela-sela dirinya memarkirkan kendaraan pengunjung Senin (22/1/2018) malam.
Hal senada juga diakui kelompok pemuda setempat, dimana pihaknya hanya mengamankan kendaraan pengunjung agar tertib dan tidak masuk ke Alun-alun yang masih dalam pekerjaan finishing.
“Alun-alun inikan belum diresmikan, tapi sudah banyak warga yang masuk sejak dilakukan uji coba air mancur oleh Pemkot. Makanya kita mengantisipasi kerusakan agar kendaraan warga tidak masuk ke dalam Alun-alun karena masih ada pekerjaan,” kata Joehanda, tokoh pemuda Ramanuju saat ditemui di lokasi parkir.
Pria yang akrab dipanggil Kang Anda ini juga mengatakan, pihaknya memang pernah diberi mandat dari kontraktor pelaksana untuk menjaga Alun-alun. Pihaknya juga menyayangkan banyaknya sampah dan rusaknya tanaman hias akibat banyaknya para pengunjung yang masuk.
Selain itu, pihaknya mengaku tidak memaksa dalam meminta uang parkiran kepada pengunjung.
“Waktu tahun baru kita pernah diberi mandat oleh Pak Samkot untuk menjaga Alun-alun, masalah parkir itu kita nggak memaksa ada yang ngasih seribu ada yang gak ngasih. Kalau bilang gak punya ya nggak papa,” terangnya.
Pendapatan dari parkir tersebut, sepenuhnya untuk kebutuhan pemuda yang menjaga keamanan Alun-alun itu.
“Uangnya berapa sih, hari Minggu kemarin dari siang sampe sore paling dapat Rp 300 ribu. ya buat para pemuda ngerokok. Itu juga yang markir bukan pemuda Ramanuju saja, ada kelompok pemuda lajn juga,” ungkapnya.
Ketika disinggung bahwa parkiran harus memiliki Surat Keputusan (SK) dari Dinas Perhubungan Kota Cilegon, pihaknya beralasan lonjakan pengunjung ini bersifat dadakan. Namun kedepan pihaknya akan berupaya untuk membuat SK tersebut.
“SK belum ada, karena ramai pengunjung inikan dadakan sejak uji coba itu. Ya kedepa kita para pemuda akan berkoordinasi dengan pak RT sini haji Rahmat yang juga ketua Karang Taruna Kota Cilegon, untuk minta rekomendasi kepada Dinas Perkim agar parkiran Alun-alun ini dikelola oleh pemuda sekitar (Ramanuju). Dan setelah itu baru kita akan ajukan permohonan SK dari Dishub,” tandasnya. (*/Ilung)