Honda Slide Atas

Tokoh Pengusaha Muda Cilegon Ajak Mahasiswa Berpikir Terbuka Terhadap Investasi

 

CILEGON– Di tengah derasnya arus perkembangan industri di Kota Cilegon, suara inspiratif datang dari seorang tokoh muda yang telah meniti jalan usahanya dari bawah.

Ahmad Suhandi, pengusaha muda yang kini menjabat sebagai Ketua Badan Pembina Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kota Cilegon, mengajak generasi muda untuk membuka cara pandangnya terhadap investasi dan potensi kewirausahaan.

Ajakan tersebut disampaikannya dalam suasana akrab dan penuh semangat pada acara diskusi publik Gema Al-Khairiyah yang digelar di Aula Setda Kota Cilegon, Selasa (8/7/2025).

Di hadapan para mahasiswa, pria yang akrab disapa Andi Jempol ini membagikan pandangan dan pengalamannya sebagai pelaku usaha yang memulai dari bawah, namun mampu menembus batas yang selama ini kerap membelenggu pemuda lokal.

Ia menekankan pentingnya perubahan pola pikir, khususnya dalam melihat masa depan.

Menurutnya, mahasiswa perlu memiliki keberanian untuk tidak hanya mengikuti arus keinginan orang tua, melainkan membuka diri pada berbagai pilihan kehidupan, termasuk menjadi wirausahawan.

“Kalian harus memiliki cita-cita yang lebih variatif, tidak hanya menuruti keinginannya orang tua, implikasi investasi di Cilegon itu primadona, keinginan banyak orang, kalian jangan hanya berandai-andai,” ujarnya.

Suhandi menilai, keberadaan industri besar di Cilegon bukan hanya menciptakan lapangan kerja, tetapi juga menghadirkan peluang usaha yang luas.

Mahasiswa, menurutnya, tidak boleh hanya terpaku untuk menjadi pekerja, tetapi juga harus mulai berpikir sebagai pencipta lapangan kerja.

“Persoalan ekonomi di kota industri ada 3 hal yang harus kita pegang, yaitu bekerja, usaha/dagang, dan berinvestasi, karena di Cilegon sudah tidak ada lahan untuk bertani,” ujar Andi Jempol.

Dengan nada rendah hati, Andi mengisahkan awal perjalanannya yang sederhana.

Ia tidak langsung menjadi pengusaha, melainkan memulai kariernya sebagai petugas keamanan di sebuah perusahaan di kawasan Ciwandan.

Tak berhenti di situ, ia terus mendorong dirinya untuk berkembang. Menurutnya, meningkatkan kapasitas diri adalah kunci agar bisa bersaing dan eksis dalam dunia usaha.

Ia percaya bahwa pendidikan, baik formal maupun non-formal, akan menjadi fondasi penting dalam perjalanan wirausaha.

“Saya kuliah dulu di Al-Khairiyah, S1 manajemen dan melanjutkan S-2 manajemen juga di Untirta, ini harus kita lakukan agar kita bisa setara dengan pengusaha yang lain,” tegasnya.

Sebagai putra daerah, Andi juga ingin mematahkan anggapan bahwa orang lokal tidak bisa bersaing dengan pendatang.

Ia percaya bahwa setiap masyarakat lokal punya hak dan potensi yang sama untuk mengambil peran dalam industri.

“Semua punya hak yang sama, industri harus dinikmati oleh semua masyarakat, baik bekerja, usaha maupun kolaborasi lain yang bisa menjadi networking,” ungkapnya.

Andi juga menyemangati para mahasiswa untuk tidak berkecil hati. Menurutnya, setelah lulus nanti, mereka memiliki kesempatan yang sama seperti dirinya untuk ikut berkontribusi dalam geliat investasi yang masuk ke Cilegon.

“Kalian juga bisa investasi, bukan hanya industri. Semua lingkungan bisa di matching kan, tadi kita sudah sepakat dalam usulan berdiskusi dengan pak wakil walikota agar pemerintah cilegon membuat business matching dengan industri yang ada di seluruh wilayah kota cilegon dari hulu sampai hilirnya bahkan ditambahkan dengan sektor keuangannya baik bank maupun non bank agar pengusaha start up dan UMKM nya dapat hak hidup dan tumbuh dari segala sektor yang ada di kota cilegon, sejatinya kita juga punya hak terlibat dan mendapatkan pekerjaan,” pungkasnya. (*/ARAS)

WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien