Wakil Walikota Cilegon Kritik KCS, Ketua GEMA Al-Khairiyah Sebut Hanya Gimmick

Hut bhayangkara

 

CILEGON – Pernyataan Wakil Walikota Cilegon, Sanuji Pentamarta, dalam sebuah postingan di media sosialnya, mendapat sorotan dari Gerakan Mahasiswa Al Khairiyah Kota Cilegon (GEMA).

Untuk diketahui, Sanuji mengungkapkan kegelisahannya terhadap realisasi Kartu Cilegon Sejahtera (KCS) yang menurutnya masih jauh dari harapan.

Dalam tanggapannya, Ketua GEMA Kota Cilegon, Supardi, menilai pernyataan Wakil Walikota sebagai sekedar drama korea (drakor) dan gimmic belaka.

“Kenapa harus pakai curhat segala, kaya sinetron aja. KCS itu kan janji dia dan pasangannya, janji kepada masyarakat Cilegon, harusnya menjelang akhir masa jabatan dia tepati bukan malah ngoceh sana-sini di medsos seolah-olah itu hanya tanggung jawab Walikota, padahal dia sendiri Wakil Walikota,” ujar Supardi saat diwawancarai pada Rabu (31/1/2024).

“KCS merupakan janji politik yang harus ditepati. Hampir 70.000 warga Cilegon menanti janji KCS tersebut, dan saya yakin Janji 25 juta KCS itu nanti akan berganti singkatan dari Kartu Cilegon Sejahtera menjadi Kartu Cilegon Sabar, karena sampai saat ini Wakil Walikota cuma koar-koar di medsos padahal yang dibutuhkan menepati janji bilang sekedar ngoceh membangun polemik,” tambahnya.

Supardi juga menekankan bahwa Wakil Walikota Cilegon, Sanuji Pentamarta tidak boleh mungkir dan cuci tangan begitu saja.

“Seolah-olah semua persoalan Cilegon salah Walikota, mereka kan satu paket. Masyarakat pasti akan menunggu, dan Wakil Walikota Sanuji itu sejak awal kelihatannya memang ambisi menjadi Walikota bahkan sejak awal kelihatan tidak tertib mau salib-salib ditikungan. Pokoknya kita tunggu KCS di Pilkada Cilegon yang akan datang, ingat 25 Juta bagi hampir sebagian besar warga Cilegon yang menanti Sanuji,” tegasnya.

Loading...

Sementara itu, menanggapi adanya pernyataan dari Ketua GEMA Al-Khairiyah Kota Cilegon, Sanuji Pentamarta dalam pernyataannya menegaskan bahwa isu Kartu Cilegon Sejahtera (KCS) bukanlah sekadar gimmick, tetapi merupakan masalah yang serius yang perlu ditangani dengan tanggung jawab.

Ia juga mengungkapkan kekecewaannya karena KCS dianggap enteng oleh Helldy Agustian, Walikota Cilegon.

“Bukan persoalan gimmick KCS itu. KCS itu kan gamau dibahas serius sama Pak Walikota Cilegon. Pak Walikota Cilegon, Helldy Agustian menganggap ringan terhadap KCS,” kata Sanuji saat dikonfirmasi.

Sanuji menyoroti bahwa dari 70 ribu program yang dijanjikan, hanya sedikit yang mendapat manfaat langsung, sementara sebagian besar tidak menerima manfaat apapun.

Dia merasa bahwa tanggung jawab untuk menyelesaikan masalah ini seharusnya dipikul bersama, namun ia merasa tidak dilibatkan atau dianggap serius oleh pihak terkait.

“Coba aja ditelusuri dibawah, 70 ribu yang dibagikan, paling yang baru dapat program 15 ribu, 50 ribu lebih gak dapat program, siapa yang mau tanggung jawab, selama ini saya tidak dilibatkan, tidak diajak dan Pak Helldy tidak serius mengajak saya, padahal saya bisa menyelesaikan. Kalau gamau ngajak dan melibatkan saya silahkan tanggung jawab sendiri aja. Saya buka bukaan aja, supaya masyarakat tau, bukan gimmick, kalau gak percaya tanya aja masyarakat, yang menerima KCS hanya beberapa, siapa yang mau tanggung jawab ya Helldy-Sanuji tapi karena saya gak diajak jadi yang tanggung jawab ya Pak Helldy,” tegasnya.

Sanuji menyampaikan bahwa dia telah mengingatkan Helldy Agustian untuk melibatkannya dalam penyelesaian masalah KCS, namun tidak mendapat respons yang memadai. Dia menegaskan bahwa sebagai pemimpin, tanggung jawab haruslah dipikul bersama dan bukan hanya dihindari.

“Saya juga sudah mengingatkan Pak Helldy agar melibatkan saya terkait KCS dan menganggap KCS ini serius agar menjadi tanggung jawab bersama, namun tidak ada respon,” tandasnya. (*/Hery)

Ks rc
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien