Warga Non Muslim Berterimakasih ke Pemkot Cilegon; Toleransi Dijaga dengan Baik Selama Ini

 

CILEGON – Kota Cilegon baru-baru ini menjadi pusat perhatian lantaran mencuatnya isu penolakan gereja di Kota yang berjuluk kota santri tersebut.

Bahkan pasca adanya gelombang massa yang menyuarakan penolakan atas rencana pendirian gereja, isu soal Kota Cilegon ini menjadi trending Twitter beberapa waktu lalu.

Buzzer-buzzer juga aktif menyoroti Kota Cilegon, bahkan termasuk Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin yang juga tokoh ulama asal Banten.

Lantas benarkah Cilegon sebagai kota intoleran, dan kehidupan minoritas selama ini mendapatkan perlakuan diskriminasi?

Ternyata, fakta sebenarnya tidak seperti yang diisukan oleh para buzzer di media sosial dan pihak-pihak yang belum pernah mengunjungi Kota Cilegon.

Ummat beragama di kota baja ini hidup berdampingan dengan rukun dan saling menguatkan satu sama lain.

Dalam unggahan Channel YouTube Agama & Budaya yang diunggah pada Minggu, (11/9/2022) menggambarkan toleransi umat beragama di Kota Baja.

Tokoh Kristen di Cilegon dalam videonya menceritakan kepedulian Pemerintah Kota Cilegon terhadap umat non-muslim, seperti pemberian tanah hibah guna Tempat Pemakaman Makam Umum (TPU) yang berada di Kelurahan Cikerai, Kecamatan Cibeber.

“Pada sore hari ini kita berada di lokasi tempat pemakaman umum yang disediakan oleh Pemerintah Kota Cilegon bahwa fasilitas tempat pemakaman umum ini bukan hanya untuk kami yaitu umat Katolik saja, tapi Pemerintah Kota Cilegon mengibahkan tanah makam umum ini untuk semua agama,” ujar Andre Nabu, Dewan Pengurus Paroki Santo Mikael Cilegon.

Andre juga mengungkapkan pemberian tanah untuk pemakaman semua agama tersebut merupakan wujud nyata toleransi dan pengakuan Pemerintah Kota Cilegon terhadap masyarakat yang terdiri dari 6 agama.

“Di samping kiri saya itu adalah TPU saudara-saudara yang beragama protestan sementara di hadapan saya adalah untuk saudara-saudara kita yang beragama Konghucu, Budha dan Hindu,” papar Andre.

Andre berharap toleransi ini dapat berjalan selama-lamanya.

“Ini menunjukkan bahwa Pemerintah Daerah Kota Cilegon sangat mengakui keberadaan masyarakat yang terdiri dari 6 agama oleh karena itu apa yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Cilegon merupakan wujud toleransi antar umat beragama di Kota Cilegon semoga toleransi ini dapat berjalan selama-lamanya sehingga mendukung pembangunan,” tutup Andre.

Tidak hanya pengakuan umat Kristen Katolik, muncul juga video apresiasi dari umat agama lainnya dalam Channel YouTube Yayasan Perbawa yang diunggah pada Minggu (11/9/2022).

Yayasan Perbawa atau Yayasan Persada Bhakti Wahana adalah rumah duka yang sudah berdiri sejak 1960 yang difasilitasi oleh Pemerintah Kota Cilegon untuk umat Budha.

Namun kini yayasan yang berlokasi di Jl. Pagebangan Kelurahan Ketileng, Kecamatan Cilegon itu, kini dapat menerima semua agama yang sedang berduka.

“Awal-awal kami membantu masyarakat untuk kepentingan masyarakat Budha tapi setelah jalan kemari semua multi agama bisa masuk di Yayasan Perbawa menjadi anggota, tujuan kami adalah untuk meringankan beban keluarga yang berduka,” ujar Imam Diharja, Ketua Yayasan Perbawa Kota Cilegon.

Sementara itu, Sekretaris Yayasan Perbawa Kota Cilegon, Hoyanto mengaku, sebagai minoritas dirinya merasa nyaman lantaran tidak ada gangguan dari masyarakat Cilegon.

“Pemerintah Kota Cilegon cukup mendukung keberadaan kita sebagai bentuk toleran, kami sebagai mayoritas kita merasa nyaman di sini dan kita tidak pernah ada gangguan dan tidak ada gejolak dari masyarakat setempat masyarakat juga welcome dengan keberadaan kami di sini,” pungkasnya. (*/Nas)

WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien