Andika Hazrumy Dinilai Korban Alienasi Politik Keluarga

Hut bhayangkara

 

SERANG – Direktur Eksekutif Sandeka Institut, Nedy Suryadi menilai, Politisi Andika Hazrumy merupakan korban alienasi politik dari keluarganya.

Demikian disampaikan Nedy, dalam catatan menohoknya terkait formasi politik Dinasti Ratu Atut Chosiyah jelang Pemilihan Gubernur (Pilgub) Banten 2024 mendatang.

Menurutnya, keputusan keluarga yang secara struktural diwakili Ketua DPD Golkar Provinsi Banten, Ratu Tatu Chasanah telah menegasikan sosok Andika Hazrumy

“Ratu Tatu Chansanah menetapkan Airin Rachmi Diany sebagai bakal calon Gubernur Banten, menurut saya akan menegasikan stigma positif publik terhadap citra dinasti politik yang telah dibangun selama lima tahun,” ujar Nedy, pada Sabtu, (5/11/2022)

Nedy mengatakan, ketika konsesus keluarga menempatkan Andika Hazrumy sebagai bakal calon Bupati Kabupaten Serang, maka itu merupakan keputusan yang berbau feodalisme.

“Di tengah tumbuhnya generasi milenial yang hadir dengan gaya pikiran politik yang rasional. Keputusan ini mengakibatkan Andika mengalami alienasi dalam politik keluarga,” sebutnya.

Menurutnya, penetapan Airin Rachmi Diany sebagai bakal calon Gubernur Banten memang oleh sebagian kalangan dianggap tidak merepresentasikan keluarga.

Loading...

Namun kata dia, dalam keputusan ini, bisa jadi sebuah bahasa isyarat dari Tubagus Chaeri Wardana (TCW), suami dari Airin yang pada tanggal 6 September 2022 lalu telah bebas bersyarat, bersamaan dengan kakaknya Ratu Atut Chosiyah.

“Isyarat yang dimaksud ini, ibarat kata khong guan isi rengginang, Airin Cuma cangkang tetapi isinya adalah Wawan,” katanya.

Dugaan tersebut kata dia bisa saja salah, namun cukup memungkinkan, mengingat Airin adalah istri dari TCW yang memiliki rekam jejak cukup kuat dalam mengendalikan politik di Provinsi Banten.

“Peran TCW sebagai suami Airin tentu tidak bisa kita abaikan dalam keputusan ini,” ucapnya.

DPRD Pandeglang

Kendati TCW masih dalam pengawasan, tetapi posisinya dalam keluarga dinilai cukup kuat, lantaran dia adalah sosok yang dianggap paling layak untuk menggantikan peran sang Ayah, Almarhum H. Chasan Sochib sebagai pucuk dari dinasti.

“Sehingga sangat tidak mungkin jika keputusan keluarga ini tidak melalui kesepakatan TCW,” terangnya.

Bebasnya TCW kata Akademisi Banten ini menunjukkan, jika dinasti politik semakin kuat. Namun, saat Andika dinegasikan, demi kepentingan Airin, maka bisa menimbulkan dugaan liar.

“Keputusan ini juga seolah menunjukan bahwa dinasti ini kehabisan lahan. Di satu sisi dinasti semakin kuat tapi disisi lain tidak banyak mengalami kemajuan, karena dinasti ini tetap bertahan sebagai jago kandang,” terangnya.

“Menempatkan Airin sebagai pemain kota menurut saya bisa menjadi pilihan untuk melebarkan sayap dinasti dikancah politik nasional. Kabupaten Serang bisa diserahkan pada Andiara, dan untuk Gubernur atau Wagub tetap diserahkan pada Andika,” imbuhnya. (*/Faqih)

Ks rc
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien