Banten Dilanda Gempa 18 Kali dalam Sepekan Terakhir
TANGERANG – Stasiun Geofisika Klas 1 Tangerang mencatat, dalam sepekan terakhir, tepatnya pada periode 12 hingga 18 November 2021 telah terjadi gemba bumi sebanyak 18 kali di Provinsi Banten.
“Di wilayah Banten dan sekitarnya telah terjadi gempabumi tektonik sebanyak 18 kejadian,” ungkap Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Geofisika Klas 1 Tangerang Urip Setiyono, kepada wartawan, Sabtu, (20/11/2021).
Pekan ini kata dia, lebih tinggi 38 persen frekuensi kejadiannya dibandingkan dengan periode 05 hingga 11 November 2021, yaitu 13 kejadian gempabumi.
Sebaran pusat gempabumi (episenter) umumnya berada di laut, yaitu pada zona pertemuan lempeng IndoAustiralia dan Eurasia di bagian barat Provinsi Lampung, Selat Sunda, hingga Jawa Barat.
“Gempabumi dengan kekuatan M < 3 dominan terjadi yaitu sebesar 72% (13 kejadian), sedangkan gempabumi dengan kekuatan 3 ≤ M < 5 yaitu sebesar 28% (5 kejadian) dan tidak
ada kejadian gempabumi dengan kekuatan M ≥ 5,” ungkapnya.
“Berdasarkan kedalamannya, gempabumi pada periode tersebut yang termasuk gempabumi dangkal (h<60 km) sebesar 78% (14 kejadian), 22% (4 kejadian) gempabumi menengah (60
km ≤ h < 300 km) dan tidak ada kejadian gempabumi dalam (h ≥ 300),” imbuh Urip.
Dari 18 gempabumi yang terjadi, tidak ada gempabumi yang guncangannya dirasakan di
wilayah Banten.
Berbeda dengan bulan sebelumnya, pada bulan Oktober 2021, dari 78 gempabumi yang terjadi, ada satu kejadian gempabumi yang guncangannya dirasakan di wilayah
Banten.
“Yaitu gempabumi yang terjadi hari Kamis, tanggal 07 Oktober 2021, pada pukul 08:05:37 WIB dengan kekuatan M=4.7 dan pusat gempabumi terletak pada koordinat 6.91 LS-105.04 BT, tepatnya berada di laut pada jarak 136 km BaratDaya Pandeglang-Banten dengan kedalaman 10 km,” katanya.
Berdasarkan laporan, Urip menyebut, gempabumi pada bulan Oktober dirasakan di 5 kabupaten/kota se-Banten, yakni di wilayah Kabupaten Pandeglang (Sumur, Cikeusik, Labuan, dan Cimanggu), Kabupaten Serang (Cinangka), Kabupaten Lebak (Binuangeun, Cijaku, Malingping), Kota Cilegon, dan Kota Serang dengan skala intensitas II – III MMI. (*/Faqih)