Bhayangkari Polda Banten Kunjungi Posko Pengungsian, Menghibur Korban Tsunami
PANDEGLANG – Pasca bencana tsunami yang terjadi di Selat Sunda pada 22 Desember 2018 lalu, saat ini menyisakan luka mendalam bagi para korban, seperti yang dialami masyarakat di wilayah Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang.
Belum lagi setelah itu di wilayah tersebut kembali terjadi bencana banjir akibat hujan deras yang mengguyur selama beberapa hari. Sehingga menambah rasa takut dan trauma masyarakat disana, terutama pada psikologis anak kecil yang mudah terganggu.
Saat ini, memang telah banyklak relawan yang turun tangan ikut membantu mengirimkan logistik untuk penanggulangan bencana hingga pasca bencana dengan berbagai kegiatan.
Hal serupa juga dilakukan oleh Ketua Bhayangkari Polda Banten Niken Tomsi, yang bergerak mengunjungi beberapa posko untuk melakukan terapi trauma healing dengan membagikan hadiah untuk para anak-anak yang terdampak bencana tsunami dan banjir.
Semua itu dilakukan untuk membantu dan menghibur psikologis para korban bencana alam ini.
“Rata-rata mereka (anak-anak-red) shock, masih trauma, apalagi kalau melihat air naik yang ada di benak mereka akan terjadi tsunami, karena saat kejadian tidak ada tanda-tanda akan tsunami,” ungkap Niken Tomsi kepada wartawan, Sabtu (29/12/2018).
Niken Tomsi yang merupakan istri Kapolda Banten Irjen Tomsi Tohir bersama anggota Bhayangkari yang bekerjasama dengan Satgas Polwan Nusantara mencoba melakukan terapi trauma healing kepada para korban bencana di sejumlah posko pengungsian.
Kegiatan tersebut bertujuan untuk memberikan suport terhadap para korban bencana, walaupun proses untuk melalui moment yang akan dikenang ini akan terasa begitu lama untuk melaluinya.
“Jadi kita melakukan terapi healing paling tidak batin mereka merasa tenang, kita memberikan support positif thinking bahwa insyaa Allah kedepan akan lebih baik walaupun butuh proses, terutama yang paling sedih saya melihatnya juga orang-orang yang rumahnya hilang sama sekali itu yang lebih parah psikologinya,” tandasnya.
Ia berharap dengan kegiatan tersebut dapat membantu meringankan beban psikologis yang dirasakan oleh anak-anak khususnya, sebab dengan hiburan mereka akan sedikit melupakan kejadian tsunami Selat Sunda yang mengakibatkan ratusan nyawa melayang serta ribuan orang mengalami luka-luka.
Salah seorang anak kecil mengaku, dirinya sangat ketakutan akibat kejadian tersebut karena pada saat kejadian banyak orang berlarian dengan penuh rasa takut.
Namun dengan adanya banyak relawan di setiap posko itu sangat membantu merubah psikologis anak-anak yang awalnya merasa ketakutan.
Beruntung banyak relawan yang turun untuk merubah psikologi anak kecil agar merasa senang apalagi banyak hadiah yang dibagikan kepada anak-anak oleh para relawan.
“Seneng, dapet hadiah. Iya masih takut tsunami,” ujar salah seorang bocah yang akrab disapa Rasta ini. (*/Dave)