Bupati Lebak ‘Ngomong-ngomong’ Soal Banten Dihadapan Mahasiswa, Ada Apa?
LEBAK – Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya menyebutkan, dalam membangun Banten dibutuhkan sinergitas pentahelix (Pemerintah, swasta, masyarakat dan komunitas, akademis, serta media).
Menurutnya, secara sederhana mahasiswa Banten mempunyai peran krusial sebagai tuas penggerak dan pemicu perubahan serta mempercepat perubahan juga kemajuan.
Hal tersebut, Iti sampaikan saat didaulat menjadi keynote speaker dalam acara pelantikan Himpunan Mahasiswa Banten (HMB) dan Diskusi Kebantenan, di Ruang Serba Guna DPRD Banten, Senin (29/3/2021).
“Mahasiswa Banten harus menjelma menjadi ujung tombak kemajuan dan jaminan wajah optimis Banten di masa depan” kata Bupati Lebak ini.
Meski begitu, Bupati Lebak meminta kepada para mahasiswa untuk bersinergi bersama Pemerintah Daerah (Pemda) dalam menyongsong masa depan Banten yang lebih baik lagi.
“Nafas keberadaan Himpunan Mahasiswa Banten (HMB) Jakarta haruslah semata-mata mengenai perjuangan untuk mewujudkan masyarakat Banten yang sejahtera,” ucap politisi perempuan itu.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua DPD Partai Demokrat Banten juga memamaparkan, geopark merupakan salah satu potensi yang terletak di Provinsi Banten. Geopark sendiri berdiri dari tiga pilar yaitu, konservasi, edukasi, dan pembangunan ekonomi masyarakat secara berkelanjutan.
“Geopark juga sebagai laboratorium alam ilmu pengetahuan dengan keunikan bernilai internasional. Beberapa potensi geopark di Banten adalah Geopark Bayah Dome, Ujung Kulon, dan Rawadano,” papar Iti.
Sementara itu, Ketua Umum HMB Jakarta periode 2021, Muhammad Fahri mengatakan saat ini banyak dari orang Banten khususnya kaum milenial kehilangan identitasnya sebagai orang Banten, dan tidak memahami sejarah Banten.
Kendati demikian, Fahri berharap dengan adanya diskusi kebantenan ini bisa menambah wawasan mahasiswa terkait wilayah Banten serta menumbuhkan rasa cinta yang lebih sehingga timbul semangat memajukan Provinsi Banten.
“Jika kita mengakui atau mencintai budaya daerah kita, artinya kita sudah menerima kekayaan Indonesia itu sendiri,” tandasnya. (*/M.Arifin)