Gelar Aksi di KP3B, ini Tuntutan HPMB
SERANG – Himpunan Mahasiswa Peduli Banten (HMPB) Gelar Aksi Tunggal di depan Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten pada Jumat (11/06/2021) siang.
Aksi tersebut dilakukan untuk menyoroti 3 hal yaitu Tipikor, kemunduran ASN dan utamanya menggugat kinerja Kepala Dinas. Terlebih lagi saat ini kasus Covid-19 di Indonesia sudah masuk pada tahun ke 2.
“Masyarakat menaruh harapan besar kepada Dinas Kesehatan untuk bagai mana bisa menangani dan mewujudkan pelayanan yang bersifat spesifik dan intensif. Namun, ironisnya Dinas Kesehatan selama ini tengah asyik bermain mencari keuntungan sendiri dibalik topeng pandemi,” kata Yusuf Mahardikha Ketum PP HMPB dalam keterangan tertulisnya.
Yusuf juga menambahkan bahwa kegagalan kepala Dinas Kesehatan terlihat dari hilangnya rasa tanggung jawab atas apa yang tengah terjadi dibawa kepemimpinannya.
“Sejauh ini Kadinkes nampak mati terbungkam seakan bisu dan buta mata, melihat sikap kadinkes hari ini, adalah jawaban ketidak layak untuk dipertahankan dan saya menilai, kadinkes lebih mulia mundur secepatnya dari pada harus melepas sebagian tanggung jawabnya, karena ini dapat dikhawatirkan akan semakin memperburuk program Dinas Kesehatan kedepannya,” bebernya.
Sebanyak 20 ASN mengalami kemunduran, hal ini terlihat dari gerakan yang sangat tergesah-gesah, sehingga dipandang secara tataran politik kelembagaan ini bisa berpotensi dugaan konspirasi. Karena diketahui 20 ASN tersebut, telah mengklarifikasi akan tetapi, kurang berbobot.
“Selain itu, saya juga mendukung penuh kejati untuk mengutamakan supremasi hukum dan segera mendobrak tuntas dalang dibalik korupsi masker KN95 tak cuma itu, berharap juga berhasil menemukan titik terang permasalah yang hari ini terlihat kerucut ditataran dinas kesehatan oleh karnanya, semoga para pengusut tidak kecolongan dari para pemangku kepentingan yang berkonspirasi,” titip Yusuf Mahardikha
Dalam hal ini dinas kesehatan dipandang telah cacat etika dan ini merupakan treak record terburuk dalam sejarah Birokrasi dinas kesehatan di Prov Banten.
Terakhir ia mengingatkan derasnya korupsi tahun-ketahun menjadikan banten semakin memburuk.
“Kasus korupsi ini juga akan berdampak semakin menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah apalagi, menengok masa injuri tim kepemimpinan WH-Andika Banten kembali menambah catatan trek record mega korupsi, bagai manapun, WH-Andika dalam mengkampanyekan pembersihan korupsi itu, hanyalah seremonial dan ajang pencitraan semata,” tutupnya. (*/Red)