Hari Guru Nasional, Akademisi Banten: Tak Boleh Berhenti Belajar

CILEGON – Hari Guru Nasional diperingati setiap 25 November, berawal dari terbentuknya Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) pada tahun 1912, semangat persatuan untuk memperjuangkan nasib para anggotanya yang memiliki pangkat, status sosial dan latar belakang pendidikan yang berbeda adalah tujuan awalnya.

Diungkapkan Akademisi Banten yang juga Ketua Yayasan Bina Cerdas Mandiri Indra Martha Rusmana, Ia mengungkapkan banyak perubahan yang terjadi dalam dunia pendidikan yang harus senantiasa diperhatikan oleh guru masa kini.

“Guru adalah orang yang tidak pernah berhenti untuk belajar. Karena ketika guru berhenti belajar, maka saat itu juga dia berhenti menjadi guru. Kenapa hal itu terjadi? Karena guru harus senantiasa mengikuti perkembangan zaman dan selalu ingat untuk mendidik dan mengajarkan anak didiknya sesuai perkembangan zaman,” kata IMR sapaan akrabnya kepada Fakta Banten, Kamis, (25/11/2021).

Kartini dprd serang

Menurut IMR guru yang tidak mengikuti perkembangan zaman, dia akan terlindas dengan kemajuan zaman yang sangat cepat berubah.

“Guru tetaplah guru, yang juga memiliki sifat manusiawi. Sudah beberapa tahun ini guru mendapatkan tunjangan sertifikasi atas profesinya. Sekarang, peran pemerintah yang benar-benar sangat diharapkan agar terjadi pemerataan penghasilan bagi guru-guru yang mengabdi di daerah yang jauh dari pusat kota. Penghasilan menjadi guru di daerah sangat berbeda warnanya dengan guru-guru di kota. Namun perbedaan warna ini yang seharusnya bukan menjadi alasan turunnya semangat mengabdi bagi pendidikan generasi bangsa,” ujarnya.

“Menjadi guru adalah siap menjadi seseorang yang mampu digugu dan ditiru, bisa menerangi gelapnya kehidupan anak didik dengan ilmu pengetahuan, dan mampu menjadi penyejuk bagi orang-orang yang butuh embun pengetahuan dari guru. Tumbuhkan terus rasa cinta dan kasih sayang kepada profesi guru, agar pengabdian dan ilmu yang diberikan dapat menjadi bekal terbaik dan bermanfaat bagi anak didiknya,” imbuhnya.

“Jadilah pemberi warna terbaik wahai guru-guru Indonesia kepada anak didiknya, agar negeri ini penuh warna yang indah dan mampu menjadi negeri yang maju, bermartabat, sejahtera, dan penuh dengan orang-orang cerdas, berkarakter dan jujur. Sehingga, semangat pendidikan ing ngarso sung tulodo dapat terwujud dengan baik, ing madyo mangun karso dapat terealisasi, dan tut wuri handayani bisa terus menjadi semangat dalam pendidikan,” pungkasnya. (*/Ihsan)

Polda