Seba Baduy 2021 Berlangsung Terbatas, Hanya Diikuti 24 Orang
SERANG– Perayaan Seba Baduy di tengah masa pandemi Covid-19 berlangsung terbatas. Tidak ada penyambutan dan iring-iringan ribuan masyarakat adat Baduy yang berbondong-bondong jalan kaki menuju Kota Serang untuk menemui Gubernur Banten seperti yang biasa dilakukan di setiap perayaan Seba Baduy sebelum pandemi.
Berdasarkan pantauan di Museum Negeri Banten pada Sabtu (22/5/2021) malam, hanya ada sebanyak 24 orang perwakilan masyarakat adat Baduy yang datang untuk menemui “Bapa Gede” atau Gubernur Banten dalam rangka merayakan Seba Baduy di tahun 2021.
Aktivis sekaligus pendamping masyarakat adat Baduy, Uday Suhada mengaku, jika dirinya merasa prihatin dengan kondisi perayaan Seba Baduy di tengah masa pandemi Covid-19.
Sebab menurutnya, perayaan Seba Baduy yang termasuk ke dalam Seba Ageng (besar) biasanya diikuti oleh sekitar 1.000 warga Baduy yang berbondong-bondong memberikan seserahan hasil bumi kepada pemerintah setempat.
“Di satu sisi kita prihatin yang semestinya ini tahun Seba Besar yang biasanya dihadiri 1.000 orang lebih. Warga Baduy sebenarnya ingin sekali banyak yang hadir, tapi setelah berkomunikasi dengah pemerintah, ternyata kesepakatan bersama pesertanya dibatasi. Sudah dua tahun seperi ini, tahun lalu hanya 12 orang, tahun ini 24 orang,” ungkap Uday saat ditemui di Museum Negeri Banten, Kota Serang, Sabtu (22/5/2021) malam.
Meski begitu, ditegaskan Uday, jika hal itu tetap tidak mengurangi substansi dari perayaan Seba Baduy itu sendiri meski hanya dihadiri oleh 24 orang masyarakat adat Baduy.
“Tetapi, sekali lagi ini justru tidak mengurangi substansi dari seba. Karena makna dari seba itu sendiri adalah menyambung silaturahmi, menguatkan ikatan persaudaraan antara pemerintah provinsi, kabupaten dan masyarakat adat Baduy,” terangnya.
Sementara itu, perwakilan masyarakat adat Baduy yang juga Tanggungan Jaro ke-12, Saidi Putra menyampaikan, jika perayaan Seba Baduy yang hanya dihadiri oleh 24 orang memiliki kekurangan dan kelebihan. Bahkan menurutnya, hal itu diibaratkan seperti kembali kepada perayaan Seba Baduy pada zaman dahulu.
“Jadi balik ke awal, dulu juga cukup tiga orang, sampai lima orang, sampai tujuh orang, sampai belasan kemudian ratusan,” ucapnya.
Namun Saidi mengungkapkan, jika sebetulnya perayaan Seba Baduy masih lebih baik dihadiri hanya sedikit orang saja. Sebab, jika dilakukan dengan menghadirkan raturan bahkan ribuan orang dikhawatirkan hanya memberatkan kepada pemerintah sehingga membuat masyarakat Baduy jadi tidak terurus.
“Menurut kami, lebih bagus sedikit daripada ribuan soal kelancaran mah. Bagusnya kalau sedikit gak begitu berisik, dan banyak dari kami yang gak keurus. Karena segini aja kayak yang berat,” ujarnya.
Diketahui, sebelum tiba di Museum Negeri Banten, Kota Serang pada hari Sabtu (22/5/2021) sekitar pukul 12.00 WIB. Sebanyak 24 warga Baduy berangkat dengan berjalan kaki dari Pendopo Kabupaten Lebak sekitar pukul 05.00 WIB.
Sebelumnya, mereka memulai rangkaian perayaan Seba Baduy dengan berjalan kaki dari Desa Kanekes, Kabupaten Lebak sejak hari Jumat (21/5/2021) subuh. Rencananya, pada hari Minggu (23/5/2021) pagi, mereka akan berkunjung ke Pendopo Bupati Serang sebelum akhirnya kembali ke kampung halaman di hari yang sama. (*/YS)