Tembus Angka 10,64%, Tingkat Pengangguran di Banten Alami Kenaikan
SERANG – Badan Pusat Statistik (BPS) kembali mencatat, tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Banten pada periode Agustus 2020 capai 10,64 persen.
Posisi itu menempati Banten di urutan kedua setelah DKI Jakarta. Meski urutannya menurun, namun presentase TPT Banten mengalami kenaikan dibanding pada Februari 2020 yang mencapai 8,01 persen.
Kepala BPS Banten, Adhi Wiriana dalam keterangan resminya menyebut, jumlah angkatan kerja pada Agustus 2020 sebanyak 6,21 juta orang, naik 170 ribu orang dibanding Agustus 2019. Sejalan dengan kenaikan jumlah angkatan kerja, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) juga naik sebersar 0,65 persen poin.
“Tingkat pengangguran terbuka (TPT) Agustus 2020 sebesar 10,64 persen atau sebanyak 661 ribu orang, yang berarti meningkat 2,53 persen poin atau bertambah sebanyak 171 ribu orang dibandingkan dengan Agustus 2019,” ujarnya.
Lebih jauh Adhi mengungkap, penduduk yang bekerja sebanyak 5,55 juta orang, hal itu turun sebanyak 282 orang dari Agustus 2019.
Selain itu, lapangan pekerjaan yang mengalami peningkatan persentase terbesar adalah sektor perdagangan yakni diangka 1,81 persen poin dan pertanian 1,77 persen poin.
Sementara sektor lain mengalami penurunan, terutama sektor industri pengolahan yakni 3,35 persen poin, administrasi pemerintahan 0,88 persen poin, dan jasa pendidikan 0,35 persen poin.
“Sebanyak 2,73 juta orang (49,17 persen) bekerja pada kegiatan informal, naik 7,04 persen poin dibanding Agustus 2019. Selama setahun terakhir (Agustus 2019–Agustus 2020), persentase pekerja formal turun sebesar 7,04 persen poin,” katanya.
Kemudian, dalam setahun terakhir, persentase pekerja setengah penganggur naik sebesar 5,01 persen poin, dan persentase pekerja paruh waktu naik sebesar 4,44 persen poin.
“Terdapat 1,84 juta orang yang terdampak Covid-19 atau 19,18 persen. Terdiri dari pengangguran karena Covid-19 (205 ribu orang), BAK (bukan angkatan kerja) karena Covid-19 (28 ribu orang), sementara tidak bekerja karena Covid-19 (103 ribu orang), dan penduduk bekerja yang mengalami pengurangan jam kerja karena Covid-19 (1,51 juta orang),” jelasnya. (*/Faqih)