Lahan SD Dipatok Proyek Jalan Tol, Dewan Akan Panggil Dindik Serang
SERANG – Sekolah Dasar (SD) Negeri Cilayangguha, Kecamatan Cikeusal, Kabupaten Serang, merasa resah dan tak nyaman, saat pihak pembuat jalan Tol Serang-Panimbang, mematok lahan seenaknya, yang berdekatan dengan aktivitas sekolah.
Mirisnya, pematokan tersebut tidak berkoordinasi dengan pihak sekolah. Hal itulah yang menjadi keluhan pihak sekolah, saat disambangi oleh wakil rakyatnya.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Serang, Dian Damayanti menyanyangkan pematokan lahan di lingkungan SD Negeri Cilayangguha terdebut.
Meski sebelumnya tidak ada aduan kepada pihaknya, Dian bersama wakil rakyat yang lain langsung turun tangan melihat kondisi yang terjadi di lapangan. Terbukti pihak sekolah mengeluhkan terjadinya pemtokan lahan tersebut.
“Prihatin kondisinya, kita juga sebelumbya tidak tau ada permasalahan itu,” ujar Dian kepada Fakta Banten, Minggu (12/1/2020).
Khawatir dan ironis melihat kondisi yang terjadi di SD Negeri Cilayangguha, pihaknya akan segera memanggil dinas terkait, khususnya Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Serang untuk meminta keterangan dan langkah kongkrit yang diambil atas persoalan itu.
“Kita akan coba panggil Kepala Dinas Pendidikan (Kabupaten Serang),”
Kemudian lanjut Dian, pihaknya juga akan melakukan koordinasi dengan PT Wijaya Karya (Wika) Serang-Panimbang, selaku pihak yang harus memberikan penjelasan atas tindakan yang telah membuat resah pihak sekolah.
“Karena kita butuh penjelasan, alasannya apa PT Wika memasang patok dengan semena-mena, tentu kan harus ada dasar mereka juga,” tegas Dian.
Diketahui, terjadinya pematokan lahan di lingkungan SD Negeri Cilayangguha, PT Wika diduga memanfaatkan lahan yang statusnya dalam keadaan sengketa.
“Tapi kan ga bisa gitu. Karena banyak hal besar yang dikorbankan, salah satunya anak sekolah gitu kan,” tukas Dian.
Dilansir dari Detakbanten.com, Sabtu. (11/1/2020), pihak sekolah mencurahkan keluh kesahnya saat kedatangan anggota DPRD Kabupaten Serang.
“Waktu awal sejak datangnya alat-alat berat itu dulu, di sini kita untuk proses belajar mengajar sangat terganggu, dari suaranya, bangunan sekolah juga terdampak dari dampak getaran, lantai sekolah keramiknya pada copot dan genteng pada berjatuhan,” kata Kepsek SD Negeri Cilayangguha Entin Suhartini, Sabtu (21/1/2020).
Bukan hanya itu, terang Entin, dalam proses pengerjaannyapun, pihaknya pernah merasakan tidak adanya air di sekolah karena sumber air yang ada hanya 12 meter, sedangkan ketinggian tol 15 meter.
“Jadi sumber air mengalirnya ke jalan tol, jalan tol itu pinggirnya dibuat seperti sungai, jadi air yang dari darat, dari penduduk larinya ke sana sehingga kami kekeringan,” ungkapnya.
Dan saat ini kata Entin, setelah jalan tol tersebut telah terbentuk, pihaknya sebagai pendidik juga khawatir, anak-anak takut mereka masuk jurang ke bawah, Karna jarak antara jalan Tol tersebut ke Sekolah yang diatasnya sekitar 15 meter.
“Setelah terbentuk jalur tol saat ini, kami khawatir sebagai pendidik takut mereka masuk jurang tol itu, karna ketinggian dari jalan tol itu ke sekolah sekitar 15 meter,” terangnya.
Entin berharap, Relokasi itu secepatnya, karna dengan ketidakjelasan dan berlarut larutnya disini, kami semua merasa tidak nyaman, baik guru sebagai pengajar maupun murid yang berada disini, program sekolah jadi terbengkalai lantaran belum ada kejelasan, juga orang tua murid yang anaknya sekolah SD Negeri Cilanggaha ini pun mereka cemas dengan keamanan anaknya. (*/Qih)