Tingkat Pengangguran Banten Turun Jadi 7,58 Persen

Dprd ied

SERANG – Setelah sempat mengalami kenaikan pada tahun 2018 lalu hingga mencapai 7,77 persen, tingkat penganguran terbuka (TPT) di Provinsi Banten tahun 2019 ini mengalami penurunan cukup signifikan hingga 7,58 persen atau sebanyak 465,8 ribu orang. Presentasi tersebut berdasarkan hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten per Februari 2019 dari jumlah angkatan kerja sebesar 6,14 juta orang dengan jumlah yang bekerja sebanyak 5,68 juta orang atau meningkat 53,92 ribu orang dibandingkan Februari 2018.

Berdasarkan data BPS, jumlah penduduk bekerja di Provinsi Banten meningkat dari tahun 2018 sebanyak 5,62 juta orang menjadi 5,68 juta orang pada 2019 ini. Dengan struktur lapangan pekerjaan utama terbesar meliputi perdagangan sebesar 23,88 persen atau 1.355,54 orang, industri pengolahan sebesar 19,97 persen atau 1.133,79 orang, pertanian, pertambangan dan penggalian sebesar 12,72 persen atau 722,12 orang.

Sementara, untuk status pekerjaan utama di Banten didominasi oleh buruh/karyawati/pegawai dengan presentase sebesar 53,61 persen atau 3.043 ribu orang. Sebagian besar penduduk Banten bekerja yaitu sekitar 4,51 juta orang atau 79,52 persen merupakan pekerja penuh (jam kerja minimal 35 jam per minggu) dan sekitar 15,17 persen dari total penduduk bekerja berpendidikan tinggi (diploma keatas). Tingkat pengangguran terbuka terendah di Banten terdapat pada penduduk berpendidikan Diploma I/II/III, sementara TPT tertinggi sebesar 11,65 persen pada jenjang pendidikan SMK.

Jumlah pengangguran di Banten berdasarkan wilayah didominasi wilayah perdesaan sebesar 7,91 persen dibandingkan perkotaan sebesar 7,45 persen dan sebesar 56,59 persen atau 3,21 juta penduduk bekerja pada sektor formal dan sisanya sebanyak 43,41 persen atau 2,46 juta orang bekerja pada sektor informal.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Banten Alhamidi menyampaikan apresiasi atas menurunnya tingkat pengangguran terbuka tahun ini. Akan tetapi menurutnya, terdapat selisih jumlah pengangguran antara BPS dengan pendataan yang dilakukan Disnakertrans menurut kartu kuning yang berjumlah 80 ribu orang.

“Kalau pendataan tahun 2018 itu jumlahnya 80 ribu orang, berdasarkan kartu kuning yang terdata. Kalau tahun ini kita belum cek lagi,”ujar Alhamidi

dprd tangsel

Terkait jumlah pengangguran di Banten yang masih didominasi lulusan SMK, Alhamidi menjelaskan bahwa berdasarkan 675 jumlah SMK di Banten dengan 600 swasta dan 75 negeri, maka dapat mendominasi angka pengangguran terbuka di Banten. Hal ini menjadi pekerjaan rumah bersama untuk terus meningkatkan kompetensi para lulusan SMK agar menjadi SDM kerja siap pakai.

“Upaya kami diantaranya meningkatkan kompetensi pekerja, membentuk skill development centre untuk kesempatan kerja, memberangkatkan ke luar negeri, perekrutan tenaga kerja, dari perushaan kan tiap minggu ada laporan perekrutan kerja, begitupun Disnakar kabupaten/kota karena ada Pergub wajib lapor lowongan kerja,” tuturnya

Selain itu, lanjut Alhamidi, ia berharap OPD lain dapat bersinergi aktif dalam upaya pengurangan angka pengangguran terbuka di Banten. Seperti melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dalam penyiapan SDM siap pakai dan sesuai dengan pangsa pasar melalui pendidikan formal atau berinovasi dengan pendidikan lainnya.

“Termasuk SKPD lain juga nanti dapat berkontribusi dalam mengurangi angka pengangguran. Misalnya Dinas PUPR anggarannya Rp 1,3 Trilyun, itu bisa menyerap pengangguran berapa persen?”ujarnya.

Namun, lanjutnya, Gubernur Banten Wahidin Halim juga terus berupaya menurunkan angka pengangguran Banten melalui berbagai cara. Seperti dengan terus mendorong sektor industri di Banten untuk lebih komunukatif dengan unsur pemerintah terkait kebutuhan SDM, menggencarkan pelatihan-pelatihan yang dapat dilakukan Pemprov yakni melalui Balai Latihan Kerja Industri (BLKI) secara gratis dan tepat sasaran, terus mendorong perguruan tinggi agar mampu menyiapkan SDM matang dan profesional yang siap kerja serta menjalin kerjasama bersama industri-industri di Banten.

“Sehingga meminimalisasi jumlah pengangguran dari lulusan perguruan tinggi,” ujarnya. (*/Red)

Golkat ied