CILEGON – Ketua Umum Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (APTRINDO) Banten, Syaiful Bahri, sebagai salah satu pengusaha truk tengah dihadapkan kondisi yang membingungkan.
Pasalnya, pada tanggal 3 Januari 2023 mendatang, tarif Tol Tangerang-Merak akan dinaikkan oleh Astra Infra Tol Tangerang-Merak dengan nominal yang tidak sedikit.
Ia dengan tegas menolak kenaikan tarif tersebut, karena apabila tarif Tol Tangerang-Merak naik, maka beban yang dirasakan oleh pengusaha truk akan bertambah.
“Sudah banyak beban di kita, tarif truk gak naik-naik tapi harga BBM, tarif Tol, tarif Pelabuhan naik ya itu sangat merugikan di kita dan sangat membebani para pengusaha truk,” kata Syaiful Bahri melalui keterangan tertulis pada Minggu, (01/01/2023).
Dirinya juga mengatakan, para pengusaha truk hanya bisa mengatasi solusi tersebut dengan menaikkan kapasitas muatan sehingga dapat menghemat dan mengurangi biaya mobilisasi yang diketahui kini harga Bahan Bakar Minyak (BBM) memang melonjak drastis.
“Akhirnya kan semua orang menaikkan volume muatan, agar menghemat biaya,” jelas Syaiful.
Namun hal itu tentunya dinilai salah oleh Pemerintah, karena akan masuk ke dalam pelanggaran ODOL atau Over Dimension and Over Load.
Yang dimana kini Pemerintah telah menetapkan pelarangan tersebut dan akan berlaku penuh mulai awal 2023 ini.
“Ujung-ujungnya kita kena masalah ODOL kalau kapasitas kami tambahkan, padahal itu untuk mengurangi penderitaan kami mengingat banyak sekali harga yang naik,” tuturnya.
“Kaitannya dengan ODOL, saya ringkas, jadi karena semua tarif naik, akhirnya mau gak mau pengusaha truk itu melakukan muat barang hingga melebihi kapasitas atau ODOL, agar menghemat biaya namun hal itu juga disalahkan karena melanggar aturan ODOL, jadi diisini kami sangat serba salah. Maka dari itu kami menolak tegas kenaikan Tol Tangerang-Merak,” imbuh Syaiful. (*/Hery)
