PB HMI: Regulasi Ekspor Harus Berpihak kepada Anak Muda

Sankyu

JAKARTA – Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) melalui Bidang Industri dan Perdagangan menggelar Diskusi Publik dengan tajuk “Regulasi Ekspor Masih Belum Mengimbangi Revolusi 4.0” di Mie Aceh Sulawa, Rabu (26/2/2020).

Hadir juga sejumlah narasumber diantaranya, TB Machroja selaku Kabag Keuangan Setditjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag RI. Ajib Hamdani Ketua Bidang Ekonomi dan Keuangan BPP HIPMI, Denny Yuarta Junifta selaku Peneliti INDEF.

Disampaikan oleh TB Machroja bahwa Kementerian Perdagaan berkomitmen dan telah melakukan pembinaan serta juga penjualan bagi UMKM yang telah mempunyai prodak tersendiri, sehingga hal tersebut dapat membantu para pengusaha-pengusaha yang ada.

“Kami punya promisi misi dagang diharapkan dapat menciptakan importir-importir yang baru, selain itu ada juga badan balai pelatihan untuk impor-ekspor sehingga setelah selesai dari pelatihan tersebut, kita mampu menciptakan para pengusaha-pengusaha baru,” tandasnya.

Di lain sisi Ajib Hamdani selaku Ketua Bidang Ekonomi dan Keuangan BPP HIPMI menyampaikan bahwa HIPMI berkomitmen untuk membantu pemerintah dalam hal ini Presiden Republik Indonesia Pak Jokowi, yang kami lihat memang fokus untuk peningkatan ekonomi indonesia.

Sekda ramadhan

“Kemiskinan, kesenjangan, dan pengangguran tiga hal tersebut merupakan pekerjaan kita bersama untuk memberatasnya, dengan cara peningkatan SDM, deregulasi yang tidak dipersulit bagi pengusahan, dan melakukan transformasi ekonomi,” tutupnya.

Sementara itu, Denny Yuarta Yunifta selaku peneliti INDEF menyatakan bahwa Indonesia harus melakukan reformasi industri, regulasi dan reformasi pendidikan.

“Indonesia hari ini harus melakukan reformasi terhadap industri, regulasi dan pendidikan, apalagi sekarang Amerika Serikat telah mencabut Indonesia menjadi negara berkembang menuju negara maju,” tutupnya.

Hal lain juga disampaikan oleh Hadi Rusmanto selaku Ketua Bidang Industri dan perdagangan PB HMI bahwa Indonesia dalam hal ini menyangkut regulasi ekspor harus berpihak pada kaula muda, dimana era bonus demografi mempelihatkan pertumbuhan anak muda yang terjun di dunia wirausaha.

“Kami berharap kedepan ada regulasi yang lebih mengedepankan anak-anak muda, untuk dapat berpihak pada kondisi mereka yang terjun kedunia wirausaha, sehingga anak muda ini dapat menjadi importir baru bagi bangsa indonesia,” tutupnya. (*/Red)

Honda