JAKARTA – Atas inisiatif tranformasi bisnis dan restrukturisasi keuangan, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk pada triwulan 1 tahun 2020 berhasil meraih kinerja positif.
Namun demikian, sejak bulan April 2020
kondisi perekonomian nasional mengalami tekanan akibat pandemi Covid-19 sehingga industri baja mengalami penurunan permintaan hingga 50 persen. Kondisi lesunya perekonomian diperkirakan akan
terus berlanjut sampai akhir 2020.
“Menurunnya permintaan pasar mengakibatkan rendahnya utilisasi industri. Hal ini berdampak kepada
tergerusnya modal kerja dari pelaku industri karena harus menanggung beban selama 3 bulan terakhir untuk mempertahankan pabrik tetap beroperasi. Keterbatasan modal kerja menyebabkan sulitnya pelaku industri dalam membeli bahan baku dan membiayai operasional pabrik. Jika kondisi ini terus berlarut-larut
dan kita tidak melakukan langkah-langkah antisipasi, besar kemungkinan industri hilir dan industri pengguna baja akan menutup pabriknya secara permanen. Keadaan ini sangat beresiko bagi perekonomian nasional karena untuk menghidupkan kembali sektor industri memerlukan waktu dan biaya yang besar dan effort yang tidak sedikit,” demikian disampaikan Silmy Karim, Direktur Utama Krakatau Steel.
Lebih lanjut Silmy menyampaikan, bahwa industri baja merupakan “Mother of Industry” yang memiliki
multiplier effect yang sangat besar khususnya dalam hal penyediaan lapangan pekerjaan, pengurangan ketergantungan terhadap impor, dan peningkatan daya saing industri nasional. Krakatau Steel sebagai BUMN dengan dukungan Pemerintah berinisiatif untuk menggerakkan kembali industri hilir dan industri pengguna baja agar tetap beroperasi. Industri hilir yang terdampak diantaranya industri konstruksi, baja
lapis (BjLS), baja lapis alumunium seng (BjLAS) dan baja lapis timah, sedangkan industri pengguna baja seperti minyak dan gas, otomotif, elektronik, pertanian, fabrikator, industri makanan minuman dan perkakas. Dengan inisiatif tersebut diharapkan rantai pasok industri hulu, antara, sampai hilir dapat segera normal kembali, yang pada akhirnya akan mendukung pemulihan ekonomi nasional. Dalam rangka persiapan untuk merealisasikan rencana tersebut, Krakatau Steel telah menyiapkan langkah-langkah aksi yang diharapkan dapat langsung menggerakkan industri hilir dan industri pengguna baja.
“Mekanisme pemberian dana talangan masih dibicarakan di tingkat Pemerintah, kami berharap mendapatkan mekanisme yang terbaik untuk dapat segera mendukung pemulihan ekonomi nasional,”
tutup Silmy.(*/Red)